"Mereka diperkenalkan pada tari tradisi dan budaya Solok Selatan kemudian langsung mencoba mempratekannya," kata Kepala Seksi Promosi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solok Selatan, Candra Dewi, di Padang Aro, Minggu.
Mereka juga diajak berkeliling melihat rumah gadang satu persatu sambil diperkenalkan pada silsilah dan sejarah berdirinya rumah gadang dengan berbagai jenis dan usia itu.
Barang-barang peninggalan lama yang masih utuh terdapat di beberapa rumah gadang, termasuk benda-benda pusaka peninggalan leluhur tidak luput dari perhatian siswa. Beberapa pertanyaan yang mereka lontarkan sebagai tanda penasaran langsung dijawab tuntas petugas yang mendampingi.
Baca juga: 73 rumah gadang di Solok layak jadi cagar budaya
Hari kedua, siswa mengikuti out bone di lapangan sepak bola Koto Baru dan dilanjutkan dengan mencoba bercocok tanam di sawah secara langsung.
"Mereka sangat antusias mencoba membajak sawah, mencangkul hingga menanam bibit padi," katanya.
Terakhir, mereka menguji adrenalin di objek wisata olahraga body rafting atau yang biasa disebut tubing di Pauh Duo.
Salah satu peserta, Citra mengatakan pengalaman yang didapatkan selama dua hari di Solok Selatan sangat luar biasa.
"Masih kurang waktunya untuk berkunjung selama dua hari ini karena masih banyak keindahan alam lainnya yang belum bisa dilihat. Mudah-mudahan bisa kembali ke sini," ujarnya.
Baca juga: Presiden canangkan revitalisasi kawasan 1.000 rumah gadang
Baca juga: Seribu rumah gadang diupayakan jadi warisan dunia
Pewarta: Agung Pambudi P
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018