"Kita mulai berlakukan soal-soal yang dapat mendeteksi kemampuan siswa dalam tinggi dengan menggunakan soal yang membutuhkan daya nalar tinggi atau HOTS," kata Muhadjir usai meninjau UN SMK.
Mendikbud menargetkan secara substantif kualitas UN meningkat dengan memasukkan soal HOTS.
"Soal seperti itu nantinya akan menjadi standar pelaksanaan UN hingga 2025. Dengan demikian, kita harapkan bisa mendeteksi kemampuan siswa-siswa kita," sambung dia.
Mendikbud mengharapkan UN bisa semakin dipertanggungjawabkan tingkat kejujuran dan standar kualitasnya.
Jika masih asda temuan kecurangan, maka dapat dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan. "Kami juga melibatkan guru dan sekolah dalam membuat soal HOTS tersebut untuk ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Guru-guru dilatih untuk membuat soal yang betul-betul baik."
Sementara itu, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Mochammad Abduh mengatakan melalui UN akan dilihat tiga level kognitif siswa yakni pengenalan, pemahaman dan penalaran serta eksplorasi.
"Soal-soal UN lebih banyak pada level kedua yakni pemahaman dan penalaran. Ada sekitar 50 persen, sedangkan pengenalan dan eksplorasi sisanya," kata Abduh.
Baca juga: UN tak lagi relevan jadi penguji kejujuran, mengapa begitu?
Pewarta: Indriani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018