"Berita-berita mengerikan datang ke kita dari Suriah dengan puluhan korban jiwa, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak... begitu banyak orang terkena dampak zat kimia dalam pengeboman itu," kata Paus kepada ribuan orang yang berkumpul di Alun-Alun Santo Petrus.
"Tidak ada perang yang baik dan yang buruk, dan tidak ada, tidak ada yang dapat membenarkan penggunaan alat pemusnah semacam itu terhadap orang-orang dan penduduk yang tidak berdaya," ia menambahkan.
Serangan udara baru menghantam Douma, kota terakhir yang dikuasai pemberontak di dekat Damaskus, tempat para petugas darurat menuduh pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad menggunakan gas klorin beracun dalam serangan Sabtu.
"Berdoalah bagi para pemimpin politik dan militer agar mereka dapat memilih jalan lain, bahwa negosiasi, satu-satunya yang dapat mewujudkan perdamaian yang tidak menimbulkan kematian dan kehancuran," kata Paus.
Media pemerintah Suriah mengutip narasumber resmi menyebut laporan penggunaan senjata kimia merupakan "rekayasa" pemberontak.
Rusia, salah satu sekutu utama rezim Suriah, juga menepis tuduhan tersebut menurut siaran Kantor Berita AFP.
Baca juga: Ada yang gunakan serangan gas di Ghouta
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018