"Keberangkatan mereka akan dibagi dalam dua gelombang penerbangan," kata Nizar dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan gelombang pertama akan menuju Madinah pada 17-29 Juli dan gelombang kedua berangkat ke Jeddah mulai 30 Juli sampai 15 Agustus.
Sebagaimana pemberangkatan, fase kepulangan jamaah juga dilakukan dalam dua tahap. Pertama dilakukan dari Jeddah pada 27 Agustus-8 September. Sementara gelombang kedua dipulangkan dari Madinah pada tanggal 9-26 September.
Terdapat dua maskapai penerbangan yang mengangkut jamaah haji dari Indonesia ke Saudi dan sebaliknya, yaitu Garuda Indonesia dan Saudi Airlines (Saudia).
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan tahun ini pihaknya telah menyiapkan 14 pesawat, terdiri dari tiga pesawat B747-400, lima pesawat B777-300ER dan enam pesawat A330-300/200.
"Pada tahun ini, Garuda Indonesia akan menerbangkan jamaah sebanyak 107 ribu penumpang yang rencananya akan diberangkatkan dari sembilan embarkasi yang terdiri dari 278 kelompok terbang meliputi Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar dan Lombok," kata dia.
Garuda, kata dia, tahun ini juga meningkatkan jumlah awak kabin haji menjadi 540 orang dari tahun sebelumnya 506 awak kabin dengan komposisi 25 persen adalah putra-putri daerah asal embarkasi.
Menurut dia, pembagian awak itu menjadi bagian dari upaya peningkatan pelayanan. Sebab, sebagian jamaah haji Indonesia hanya bisa berbahasa daerah. Oleh karena itu, Garuda turut merekrut awak kabin dari daerah embarkasi tersebut.
"Garuda Indonesia juga menyediakan akses informasi secara `real time` untuk jamaah dan keluarga yang ingin memantau perkembangan terkini operasional waktu keberangkatan dan kedatangan setiap kloter haji melalui website: http://haji-ga.com," kata dia.
Baca juga: Garuda Indonesia dan Saudia Airlines angkut jemaah haji 2018
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018