Sebagai produk global, C-HR yang dipasarkan di Eropa, Amerika dan Asia itu sebenarnya tersedia dalam beberapa kapasitas mesin, mulai dari 1.200 cc, 1.800 cc, 2.000 cc, dan hibrida.
Sedangkan untuk pasar Indonesia, Toyota memboyong C-HR berstatus impor utuh (CBU) dari Thailand dengan mesin bensin 2ZR-FBE berkapasitas 1.800 cc berteknologi Dual VVT-i.
Product General Manager PT Toyota Astra Motor, Bansar Maduma, menjelaskan Toyota Indonesia memilih mesin 1.800 cc untuk memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan bagi konsumen C-HR yang berasal kalangan menengah ke atas.
Baca: Toyota perkenalkan All New C-HR, harga mulai Rp 488,5 juta
"Jadi kalau temanya excitement driving tentu pilihannya 1.800 cc," kata Bansar Maduma di sela peluncuran Toyota C-HR di Jakarta, Selasa (10/4).
Iya menjelaskan, dengan menggendong mesin 1.800 cc maka tenaga yang disemburkan C-HR lebih besar 30 PS ketimbang menggunakan mesin 1.200 cc. Mesin 1.800 cc juga menghasilkan power maksimum 141 ps/6.400 rpm dan torsi 17,4 kgm/4.000 rpm yang menawarkan sensasi berkendara yang berbeda.
Bansar juga menjelaskan dengan memilih mesin 1.800 cc maka akan menawarkan efisiensi bahan bakar yang lebih optimal ketimbang memakai mesin 2.000cc seperti model C-HR yang dipasarkan di kawasan Amerika.
Toyota C-HR menjadi model pertama ber-platform TNGA (Toyota New Global Architecture) yang dipasarkan di Indonesia. TNGA merupakan platform masa depan Toyota yang sudah digunakan pada Prius dan C-HR untuk menawarkan kualitas mengemudi yang lebih baik.
Baca: Toyota yakin C-HR tak memakan pasar Fortuner
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018