"Ikan tuna loin ini merupakan menjadi satu-satunya komoditas perikanan yang diminati negara tujuan pembeli Brunei Darussalam," katanya di Kupang, Selasa.
KIPM Kupang mencatat, selama tahun 2017, ekspor ikan dari NTT yang diminta Brunei Darussalam mencapai 12.765 kg dengan total nilai sebesar 84.420 dollar AS.
Selanjutnya, kata dia, permintaan ekspor selama tiga bulan pertama di tahun 2018 juga hanya untuk komoditas tuna loin, masing-masing pada Januari sebanyak 300 kg, Februari 700 kg, dan Maret 200 kg.
"Jumlah tuna loin maupun jenis komoditas lainnya yang diminta selalu dinamis tergantung seberapa banyak kebutuhan negara pembeli," katanya.
Ia menjelaskan, tuna loin memang merupakan satu-satunya komoditas yang sejauh ini diminati Brunei Darussalam, namun jumlah permintaan setiap bulan tidak naik signifikan dengan kisaran di bawah satu ton.
Pihaknya mencatat, ekspor tuna loin pada Maret 2018 ditujukan ke empat negara selain Brunei Darussalam yakni China, Jepang, dan Timor Leste.
Dari ke empat negara tujuan ini, jumlah permintaan tuna loin terbesar datang dari Jepang mencapai 15.821 kg dengan nilai mencapai 116.200 lebih dollar AS.
"Permintaan tuna loin dari Jepang memang tidak rutin setiap bulan namun sekali permintaan jumlah cukup tinggi,
Ia menambahkan, ekspor ke Brunei Darussalam dilakukan melalui jalur laut atau sama dengan negara tujuan lainnya seperti Jepang, China, Malaysia, Thailand, Filipina dengan transit di Surabaya, Jawa Timur.
Kegiatan ekspor dari provinsi setempat melalui jalur udara sejauh ini hanya diberlakukan ke negara tujuan Singapura.
Sementara ekspor ke Timor Leste sendiri melalui jalur darat lewat sejumlah pos lintas batas negara di Pulau Timor, karena berbatasan wilayah darat maupun laut secara langsung dengan provinsi setempat.
Baca juga: Perubahan iklim ancam pembangunan sektor riil NTT
Baca juga: DPR : NTT perlu infrastruktur pendukung kelautan-perikanan
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018