Karang tersebut ditemukan pada 2016, tetapi sekarang diketahui meluas lebih jauh dari yang diperkirakan, sampai ke area tempat Total direncanakan akan mengebor, 120 kilometer di lepas pantai Brasil, ungkap organisasi itu.
Penemuan tersebut, yang dibuat selama ekspedisi penelitian, membatalkan penilaian dampak lingkungan Total, yang didasarkan pada terumbu karang yang ditemukan sedikitnya delapan kilometer dari lokasi pengeboran, ungkap Greenpeace.
"Sekarang, setelah kita tahu bahwa perluasan Terumbu Karang Amazon tumpang tindih dengan perimeter blok minyak Total, tidak ada pilihan lain bagi pemerintah Brasil selain menolak izin perusahaan untuk mengebor minyak di wilayah itu," ujar Thiago Almeida, juru kampanye Greenpeace Brasil dalam sebuah pernyataan.
Saat dihubungi oleh AFP, Total menolak berkomentar.
Greenpeace menggambarkan perluasan terumbu karang yang baru-baru ini ditemukan itu sebagai area rhodolith, ganggang berkapur yang membentuk habitat bagi makhluk karang.
Baca juga: Greenpeace kritik rencana perluasan PLTU Celuk Bawang
Pewarta: Antara
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018