Badan Keamanan Maritim (MSA) Fujian telah mengeluarkan peringatan bahwa latihan menembak dengan menggunakan peluru di Selat Taiwan dimulai pada Rabu (18/4) pukul 08.00 waktu setempat (07.00 WIB) hingga tengah malam.
Selama latihan tersebut berlangsung, kapal-kapal sipil dilarang melintasi wilayah itu, demikian MSA Fujian sebagaimana dikutip Global Times, Kamis.
Direktur Chinese Academy of Social Sciences Institute of Taiwan Studies Yu Keli mengatakan bahwa latihan tersebut tidak hanya peringatan terhadap kelompok prokemerdekaan Taiwan, melainkan juga terhadap Amerika Serikat yang makin intensif menjalin komunikasi dengan pemerintahan pulau berpenduduk 23 juta jiwa itu.
Rilis yang dikeluarkan MSA Fujian menyebutkan waktu latihan yang sangat terbatas dan lokasi yang lebih dekat ke Fujian daripada Taiwan, menunjukkan bahwa China tidak ingin memperkeruh situasi lintas-Selat Taiwan.
China mendesak Taiwan mematuhi prinsip-prinsip Konsensus 1992 mengenai kebijakan satu China. China menentang upaya kemerdekaan Taiwan dan menganggapnya sebagai provinsi yang membangkang.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MOFA) Hua Chunying mengecam kunjungan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ke Swaziland, Selasa (17/4), yang merupakan kunjungan pertamanya ke Afrika sejak menjabat.
"Kami berharap negara-negara di Afrika telah memahami tren yang berkembang di dunia dan bergabung dengan keluarga besar kami dalam kerja sama kemitraan China-Afrika," demikian Hua di laman MOFA.
Dua negara di Afrika yang sebelumnya menjalin kerja sama dengan Taiwan, yakni Gambia dan Sao Tome and Principe, berpaling ke China sejak dua tahun lalu.
Belakangan Panama di Amerika Latin juga menjalin hubungan diplomatik dengan China dan mendirikan kantor kedutaan di Beijing setelah beberapa tahun sebelumnya dengan Taiwan.
Baca juga: Taiwan-Tiongkok sepakati "hotline" lintas selat
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018