"Ada kabar baik, mudah-mudahan ikan patin kita bisa masuk Arab Saudi untuk menjadi salah satu menu utama konsumsi jamah haji," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo di kantor KKP, Jakarta, Kamis.
Menurut Nilanto Perbowo, pihaknya telah bertemu dan membahas hal itu dengan sejumlah instansi dan lembaga terkait seperti Kementerian Agama.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong produksi patin lokal yang dapat diproduksi di berbagai daerah selain merajai pasar domestik juga dapat menguasai pasar global guna melesatkan sektor perikanan nasional.
"Patin lokal asli Indonesia harus bisa membuat kontribusi yang lebih baik terutama untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata Nilanto Perbowo.
Menurut Nilanto, KKP mendorong terwujudnya penerapan berbagai nota kesepahaman yang akan menjamin semua proses bisnis terkait ikan patin berjalan dengan patin.
Nilanto menegaskan, komoditas produksi ikan patin harus dapat disinergikan dan dioptimalkan agar patin menjadi "tuan rumah di negeri sendiri".
Dirjen Penguatan Daya Saing KKP juga menyebutkan bahwa produksi ikan patin domestik melesat antara lain karena adanya larangan impor.
Ia mencontohkan, produksi patin dari hanya 339 ribu ton pada tahun 2015, ternyata melonjak hingga 437 ribu ton pada 2016.
"Setelah diterapkannya kebijakan proteksi impor patin, industri patin nasional menunjukkan perkembangan yang menggembirakan," ucapnya.
Nilanto juga mengingatkan bahwa permintaan akan komoditas ikan patin di sejumlah negara dinilai juga menunjukkan kesempatan bagi patin Indonesia.
Dia menginginkan berbagai pihak juga dapat membuat terobosan agar patin produksi domestik yang telah diekspor dapat menunjukkan kinerja yang baik di mancanegara.
Menurut dia, KKP juga akan terus mengembangkan sejumlah wilayah produksi senra budidaya seperti Jambi, Palembang, Riau, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Baca juga: Penerbangan pertama jemaah haji Indonesia 17 juli
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018