Kepala BSN Bambang Prasetya di Surabaya, Jumat mengatakan penyelenggaraan BMN di Jatim yang akan digelar pada Oktober 2018 sangat tepat, sebab Gubernur Jatim Soekarwo juga pernah terpilih sebagai Tokoh Standardisasi Nasional pada 2014 lalu.
"Pemprov Jatim juga telah membuktikan komitmennya dalam mendorong pelaku industri di wilayah setempat untuk menerapkan SNI," kata dia, menjelaskan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, M Ardi Prasetyawan mengatakan hingga kini sudah lebih dari 1.233 produk industri Jatim telah memiliki sertifikat SNI, yang meliputi produk elektrik dan elektronika, makanan dan minuman, kontruksi dan bangunan serta kendaraan atau otomotif.
"Itu baru jumlah total produk SNI Produk, belum lagi SNI Sistem Manajemen Mutu yang nilainya lebih dari itu," katanya.
Ia menyebut, beberapa lembaga atau industri yang telah menerapkan SNI di Jatim antara lain PT Petrokimia Gresik, Universitas Surabaya (Ubaya) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan.
Sementara terkait penyelenggaraan BMN 2018 yang dipusatkan di Jatim, Ardi mengaku akan digelar di Pusat Perbelanjaan Grand City Convex, Jalan Wali Kota Mustajab, Surabaya dan menghadirkan 800 orang dan 250 stand dari UMKM dan pemangku kebijakan.
Ia berharap, kegiatan BMN 2018 mendorong produk yang belum memilik SNI bisa bertukar informasi terkait SNI, serta juga disediakan produk ber-SNI dengan harga murah.
Baca juga: Kemenperin atur SNI wajib minuman kemasan
Baca juga: Biaya SNI produk UMKM akan ditanggung pemerintah
Baca juga: Pasar Imogiri Bantul raih sertifikat SNI setelah jalani audit
Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018