Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengharapkan agar pembangunan Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRNas) yang difasilitasi Kementerian Perindustrian dan telah beroperasi sejak 2014 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu mampu menarik investasi.Untuk terus memajukan industri furnitur, kita jangan lagi ekspor bahan baku rotan."
“Adanya PIRNas, diharapkan dapat menarik investasi lebih banyak di KEK Palu," demikian keterangan pers Airlangga usai meninjau KEK Palu, Jumat (20/4).
Ia menjelaskan, tujuan PIRNas adalah untuk meningkatkan daya saing industri pengolahan rotan di dalam negeri.
“Kami berharap di sini terus melakukan pengembangan inovasi dan kreativitas pada pengolahan rotan, yang dapat meningkatkan penggunaan produk rotan dalam negeri,” tuturnya.
Lingkup kegiatan yang dilakukan di PIRNas, antara lain pelatihan desain, promosi, riset, dan kerja sama terkait inovasi rotan dengan beberapa pihak seperti perguruan tinggi, lembaga riset, dan asosiasi.
Luasan bangunan PIRNas, terdiri milik Kemenperin seluas 1,450 meter persegi dan seluas 1,714 meter persegi milik Pemerintah Kota Palu.
Baca juga: Kemenperin promosikan KEK Palu
Menperin menambahkan, Sulawesi Tengah berpotensi untuk pengembangan industri furnitur karena menjadi basis kuat penghasil bahan baku rotan.
Hal ini sejalan dengan upaya Kemenperin yang tengah memacu daya saing industri furnitur selaku sektor padat karya berorientasi ekspor.
“Industri furnitur harus menjadi kebanggan Tanah Air. Oleh karenanya, harus terus dikembangkan dan terus berinovasi,” tegasnya.
Apalagi, ia menilai, mayoritas atau sekitar 85 persen bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan dari Indonesia. Airlangga pun optimistis, industri furnitur nasional khususnya berbasis rotan akan mampu kompetitif di pasar global melalui desain dan kualitasnya.
PIRNas telah memberikan pelatihan sebanyak 100 desainer, mahasiswa desain dan pelaku industri rotan. Sebanyak 100 inovasi desain furnitur rotan telah dihasilkan, di mana 15 di antaranya sudah didaftarkan HaKI-nya, serta beberapa meraih penghargaan desain dari pameran internasional.
Selanjutnya, ada tiga desain PIRNAS yang sudah diproduksi secara masal untuk pasar nasional dan internasional. Hingga saat ini, PIRNas telah membina sebanyak 23 IKM di Palu, dan sudah memberikan pelatihan produksi untuk 140 IKM di Mamuju, Maluku Tengah, Morowali dan Palu.
Selain itu, menurut dia, dilakukan alih teknologi pewarnaan dan penyambungan rotan tanpa sekrup ke IKM binaan PIRNas.
“Untuk terus memajukan industri furnitur, kita jangan lagi ekspor bahan baku rotan. Mari kita olah sendiri dan fokus untuk meningkatkan nilai tambahnya melalui program-program yang telah kami fasilitasi,” paparnya.
Kemenperin mencatat, penyerapan tenaga kerja di industri furnitur nasional sebanyak 101.346 orang pada tahun 2016 dan diproyeksi akan mencapai 202.692 orang tahun 2018.
Sementara itu, nilai ekspor furnitur nasional sebesar 1,7 miliar dolar AS dan dalam dua tahun ke depan ditargetkan mencapai 5 miliar dolar Amerika Seeikat (AS).
Tujuan utama ekspor furnitur Indonesia adalah pasar Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa Barat.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018