"Kalau kita lihat, dari hasil survei Kompas yang terbaru, menunjukkan trend kenaikan yang semakin meyakinkan, baik dari sisi elektabilitas maupun dari aspek kepuasan publik atas kinerja pemerintahan ini," kata Ace di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakannya terkait hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo mengalami kenaikan yaitu sebesar 55,9 persen dan Prabowo Subianto sebesar 14,1 persen.
Ace mengatakan hasil survei itu menggembirakan karena selama ini elektabilitas Jokowi selalu dipersepsikan masih kurang dari 50 persen namun pada bulan April ini sudah mencapai 55,9 persen.
"Tingkat elektabilitas ini seiring dengan tingkat kepuasan publik yang mencapai angka 72,3 persen, Artinya antara kepuasan dan keinginan untuk memilih Jokowi konsisten," ujarnya.
Baca juga: Survei : elektabilitas Jokowi masih tertinggi
Ace yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu menilai dengan hasil survei Kompas itu, peluang Jokowi sangat terbuka lebar walaupun hasil tersebut belum sepenuhnya aman karena angka psikologis yang aman di angka 60 persen.
Namun dia menilai hal itu masih mungkin bisa dicapai seiring dengan kecenderungan semakin naiknya suara Jokowi dan Partai Golkar tetap akan berusaha untuk terus menaikkan elektabilitas Pak Jokowi untuk meraih angka di atas 60 persen.
"Waktu masih tersisa 1 tahun menuju Pilpres 2019, modal kuat sudah dimiliki Jokowi sebagai Capres petahana yang dinilai sukses di mata rakyat," katanya.
Dia menilai sebenarnya elektabilitas Jokowi bisa mencapai 60 persen apabila head to head dengan Prabowo karena dalam simulasi, banyaknya kandidat capres, elektabilitas sudah mencapai 55,9 persen.
Ace menjelaskan apabila Jokowi dalam satu tahun terakhir ini mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan Pemerintahan dengan baik, misalnya penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis nasional, akan semakin mendongkrak elektabilitas Pak Jokowi.
Baca juga: Presiden ingin kerjanya tak direcoki urusan elektabilitas
"Selain itu, harus didorong upaya serius program-program yang menyentuh langsung kepada rakyat, yaitu program mikro yang menyentuh dan memberdayakan rakyat langsung seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan lain-lain. Selama ini Pemerintahan Jokowi lebih banyak bergerak di Bidang infrastruktur," katanya.
Selain itu Ace menilai pilihan bakal calon presiden yang akan mendampingi Jokowi juga memiliki peran strategis untuk mendorong penambahan elektabilitas pada perolehan suara yang maksimal.
Sebelumnya hasil survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Joko Widodo mengalami kenaikan apabila Pilpres dilakukan saat ini yaitu sebesar 55,9 persen. Angka itu meningkat dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, elektabilitas Jokowi masih 46,3 persen.
Sementara itu, potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 14,1 persen, turun dari hasil survei enam bulan lalu yaitu 18,2 persen.
Survei itu dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018 sebelum Prabowo menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di Rakornas Partai Gerindra pada 11 April lalu. Survei tersebut dilakukan melalui tatap muka dilakukan kepada 1.200 responden secara periodik oleh Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018.
Populasi survei warga Indonesia berusia di atas 17 tahun, dan reponden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi Indonesia serta jumlahnya ditentukan secara proporsional. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen, dengan "margin of error" plus minus 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Baca juga: Maruarar: wakil Jokowi harus bisa amankan elektabilitas
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018