Azmin Ali, seorang pejabat teras kubu oposisi di negara bagian Selangor, mengaku terpaksa meninggalkan ponselnya di dalam mobil ketika harus menyalurkan suara di TPS karena dia terus-terusan menerima panggilan telepon dan email palsu.
"Mereka putus asa sehingga menggunakan semua taktik untuk mengganggu kami. Tapi pada akhirnya, rakyat yang berkuasa," kata dia kepada wartawan setelah pemungutan suara.
Khairy Jamaluddin, menteri pemuda dan olah raga dari partai penguasa UMNO yang memimpin koalisi penguasa, menjadi salah seorang pemimpin kubu pemerintah yang dibidik panggilan telepon palsu ini.
"Telepon saya seperti mengalami serangan spam semacam itu pagi ini," kata Khairy dalam akun Twitter-nya yang memperlihatkan screenshot daftar panggilan telepon yang dia terima. "Aneh," kata dia seperti dikutip Reuters.
Abdul Rahman Dahlan, pemimpin koalisi pemerintah, bahkan memposting video yang memperlihatkan sebuah ponsel yang menerima panggilan tanpa henti.
"Panggilan dari luar negeri terus berdering setiap beberapa detik! Untuk menghalangi kami berkomunikasi dengan mesin politik kami. Ini taktik kotor," kata dia dalam Twitter.
Seorang menteri pada kabinet Najib mengaku beberapa kali menerima panggilan telepon dari beberapa nomor asal Amerika Serikat, Inggris, dan Malaysia, sedangkan pemimpin koalisi lainnya mengaku memposting video di Twitter berisi telepon yang terus berdering.
Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC), lembaga pengawas komunikasi negeri ini, tak menjawab permintaan wawancara Reuters.
April lalu Reuters sudah melaporkan akun-akun otomatis yang biasa disebut "bot" membanjiri Twitter dengan puluhan ribu pesan pro-pemerintah dan anti-oposisi, beberapa pekan sebelum pemungutan suara.
Baca: Teror panggilan telepon misterius hantui Pemilu Malaysia
Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018