"Mahasiswa sejatinya tidak akan mudah terpapar kabar bohong atau "hoax", karena terbiasa berpikir kritis, rasional, mengandalkan logika, dan faktual," ujar Idrus dalam Dialog Nasional II Indonesia Maju di Universitas Bandar Lampung, Bandar Lampung, Lampung, Senin.
Dia menambahkan mahasiswa yang terbiasa menganalisis suatu persoalan, maka tidak akan mudah terprovokasi kabar bohong. Oleh karena itu,menurut dia percuma banyak kabar bohong yang masuk ke dalam kampus karena tidak akan mungkin terpengaruh.
"Sekarang banyak beredar fitnah yang tidak jelas," cetus dia.
Kalau saja mahasiswa berpikir kritis dan rasional maka mereka tidak terpapar radikalisme.
Dialog Nasional tersebut juga turut dihadiri Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. Dalam kesempatan itu Nasir menegaskan perguruan tinggi harus menjadi pintu utama penangkalan radikalisme.
"Kami berempati terhadap kejadian pemboman di Surabaya, bahwa setiap kampus harus menjadi gerbang utama penangkalan radikalisme. Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apapun," kata Nasir.
Menristekdikti juga meminta pimpinan perguruan tinggi bila menemukan indikasi terjadi intoleransi dan radikalisme, untuk dapat menyelesaikan dan membina civitas akademika yang terpapar tersebut.
Baca juga: Menristekdikti nyatakan perguruan tinggi harus cegah penyebaran radikalisme
"Kalau sudah diduga dan terbukti ada dosen dan mahasiswa yang melenceng ke arah terorisme, laporkan segera ke pihak kepolisian," tegas Nasir.
Dialog Nasional tersebut diikuti sekitar 7.000 mahasiswa perguruan tinggi yang ada di wilayah Lampung. Dialog itu juga dihadiri pimpinan perguruan tinggi swasta di lingkungan Kopertis II yang terdiri dari Sumatera Selatan,Lampung dan Bangka Belitung.
Dalam dialog itu juga, Nasir menyatakan pihaknya terus meningkatkan inovasi pembelajaran berbasis digital akan terus ditingkatkan untuk merespons era disrupsi teknologi revolusi industri 4.0.
Baca juga: Presiden tegaskan terorisme adalah musuh bersama
Baca juga: Basmi terorisme sampai ke akarnya, kata Presiden
Pewarta: Indriani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018