"Masyarakat sebaiknya tidak takut dan melakukan diskriminasi terhadap perempuan bercadar," ujar Giwo di Jakarta, Rabu.
Pasalnya, menurut Giwo, pemakaian cadar oleh perempuan merupakan hak azasi mereka dalam menjalan perintah agama.
"Yang penting dari sisi pakaian tidak merugikan dan membuat perhatian orang lain," kata mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Terkait dengan kasus aksi terorisme itu sendiri, Giwo mengimbau masyarakat tetap waspada dan saling menjaga lingkungan dalam artian jika ada hal-hal yang mencurigai perlu segera dilaporkan.
"Jika ada orang baru yang belum dikenal perlu adanya komunikasi , jadi kerukunan tetangga di lingkungan RT dan RW perlu diguyubkan lagi, terutama pasca bom ini, di semua wilayah".
Baca juga: Dishub paksa turun wanita bercadar mencurigakan dari dalam bus
Baca juga: Menteri Agama ajak semua orang hormati wanita bercadar
Sebelumnya, beredar sebuah video berdurasi 30 detik tentang perempuan bercadar digiring keluar dari bus di Terminal Gayatri, Tulungagung, Jawa Timur.
Video menjadi perbincangan karena perempuan bercadar tersebut digiring keluar dari bus.
Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Terminal Gayatri Tulungagung, Ony Suryanto, memastikan tidak ada pengusiran terhadap perempuan bercadar seperti yang beredar di media sosial.
Baca juga: Anggota Polda Riau korban serangan teroris sosok religius
Baca juga: Warga Riau diimbau tetap tenang dan waspada
Pewarta: Indriani
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018