"Pendapatan berupa penerimaan negara bukan pajak dari wisata Komodo selama empat bulan pertama di 2018 mencapai lebih dari Rp9,4 miliar, didominasi penjualan tiket wisata," kata Dwi Putro Sugiarto saat dihubungi Antara dari Kupang, Rabu.
Ia mengatakan sebagian besar pendapatan diperoleh dari sektor wisata berupa pembelian tiket masuk, treking, berselancar, dan menyelam.
Selain itu, sektor non wisata berupa penyewaan tanah, gedung, dan bangunan, di dalam kawasan wisata yang terkenal sebagai habitat satwa purba komodo (Varanus komodoensis) itu.
Ia mengatakan, pendapatan itu diperoleh seiring dengan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata yang merupakan salah satu dari 10 destinasi unggulan nasional itu yang terus membludak.
Balai TN Komodo mencatat jumlah kunjungan wisatawan dari Januari-April 2018 mencapai 45.630 orang, di antaranya, wisatawan asing 27.550 orang dan domestik 18.080 orang
Baca juga: 45.630 wisatawan ke TN Komodo pada Januari-April
Baca juga: Taman Nasional Komodo miliki 40 titik selam
Ia memastikan, pihaknya terus berupaya meningkatkan arus kunjungan wisatawan melalui dukungan berbagai pembangunan dan penataan berbagai infrastruktur pendukung di dalam kawasan wisata komodo.
"Karena pendapatan wisata komodo sejauh ini mengandalkan penjualan tiket wisata sehingga semakin banyak wisatawan tentu pendapatan juga meningkat," katanya.
Sebelumnya di tahun 2017, hasil penerimaan negara bukan pajak dari wisata Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai barat, Pulai Flores ini tercatat mencapai sekitar Rp29,1 miliar.
Capaian ini menempatkan destinasi wisata komodo sebagai penyumbang devisa tertinggi di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menyusul Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat.
Baca juga: Wisata TN Komodo tidak terdampak terorisme
Baca juga: Pengamat: jadwal kunjungan ke TN Komodo perlu diatur
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018