• Beranda
  • Berita
  • Laba Tata Motors merosot imbas penjualan Jaguar yang menurun

Laba Tata Motors merosot imbas penjualan Jaguar yang menurun

25 Mei 2018 22:22 WIB
Laba Tata Motors merosot imbas penjualan Jaguar yang menurun
Logo Tata Motors. (ANTARA News/Gilang Galiartha)
Mumbai (ANTARA News) - Produsen mobil India, Tata Motors, melaporkan laba bersih yang merosot hingga 50 persen pada kuartal keempat tahun fiskal 2017 yang berakhir pada Maret 2018, akibat menurunnya  penjualan divisi mobil mewah Jaguar Land Rover yang membebani margin keuntungan perusahaan.

Tata Motors yang mengakuisi Jaguar dan Land Rover pada 2008, mengalami kemerosotan keuntungan menjadi 21,25 miliar rupee (sekitar Rp4,41 triliun) dari 43,36 miliar rupee (sekitar Rp9 triliun) pada setahun sebelumnya, ungkap perusahaan yang berbasis di Mumbai tersebut.

Analis memprediksi Tata Motors akan membukukan laba bersih sebesar 550 juta dolar Amerika (sekitar Rp7,81 triliun) kendati mereka tidak menyadari adanya investasi miliaran dolar AS yang menurut perusahaan ikut bertanggung jawab atas penurunan laba.

"Tahun keuangan 2018 menjadi tahun istimewa bagi Tata Motors dengan kinerja penjualan yang memecahkan rekor, peningkatan di pangsa pasar dan bisnis yang berubah menguntungkan sebelum adanya pengeluaran biaya yang luar biasa,” ujar CEO Guenter Butschek dalam sebuah pernyataan dilansir AFP.

Baca juga: Jaguar Classic E-Type, mobil listrik Pangeran Harry pada Royal Wedding

Baca juga: Jaguar Land Rover akan gunakan software BlackBerry


Tata Motors mengatakan berinvestasi 4,5 miliar dolar Amerika (sekitar Rp63,9 triliun) dalam mengembangkan teknologi pada produk andalan Jaguar Land Rover.

Pendapatan yang untuk kuartal keempat menguat menjadi 912,79 miliar rupee (sekitar Rp189,6 triliun) dari 787,47 miliar rupee (sekitar Rp163,5 triliun) pada setahun sebelumnya, tambah perusahaan itu.

Penjualan Jaguar melonjak 19,9 persen di China pada kuartal keempat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, namun total penjualan di seluruh dunia mengalami penurunan terutama di pasar utama di Eropa dan Inggris.

Penjualan mobil mewah itu merosot lebih dari 13 persen di Inggris selama tahun fiskal, kata perusahaan itu, akibat ketidakpastian atas rencana peningkatan pajak pada kendaraan bermesin diesel.

Baca juga: Proyek infrastruktur meningkat, alasan Tata luncurkan Prima 2528K

Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018