"Program UMI ditujukan bagi pedagang atau pengusaha yang tidak terjangkau kredit usaha rakyat (KUR)," katanya disela kunjungan tersebut di Sukoharjo, Sabtu.
Kredit UMI disalurkan melalui beberapa lembaga keuangan, diantaranya Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Bahana Artha Ventura.
Menurut dia, mengingat plafonnya yang cukup rendah, syarat pengajuan pinjamannya tidak serumit syarat pengajuan KUR.
"Kalau KUR `kan pinjamannya di atas Rp50 juta, sedangkan ini (UMI, red.) untuk pedagang yang hanya pinjam Rp1 juta, Rp2 juta, hingga Rp5 juta. Dengan adanya program ini diharapkan kegiatan ekonomi masyarakat dapat terus bergulir," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang bertindak sebagai pengelola kredit UMI Djoko Hendrato mengatakan program yang dimulai sejak Agustus 2017 hanya melayani pinjaman maksimal Rp10 juta.
Ia mengatakan bahwa peluncuran produk UMI untuk memfasilitasi pelaku usaha kecil yang tidak terjangkau oleh program KUR.
Baca juga: Pemerintah siapkan Rp3,24 triliun untuk pembiayaan ultra mikro 2018
"Saya berharap tadinya semua (pelaku usaha UMKM, red.) bisa dijangkau KUR, tetapi ternyata tidak. Ada 44.000.000 orang yang tidak dijangkau KUR. Itu target yang bisa dijangkau UMI," katanya.
Menurut dia, selama masa uji coba sejak pertengahan tahun lalu tersebut, Pemerintah menyediakan dana sebesar Rp1,5 miliar dengan target jangkauan 300.000 nasabah.
"PIP menghabiskan dana Rp800 miliar dengan jangkauan 305.000 nasabah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke," katanya.
Pada tahun ini, katanya lagi, Pemerintah menyiapkan Rp2,5 miliar dengan target jangkauan 800.000 nasabah.
Ia berharap target tersebut dapat terpenuhi mengingat saat ini nilai serapan sudah mencapai Rp1,2 miliar dengan 400.000 nasabah.
Baca juga: Pemerintah upayakan bunga kredit ultra mikro lebih rendah lagi
Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018