"Peningkatan nilai bisnis gas dipicu adanya integrasi bisnis niaga dan infrastruktur gas dari bisnis hulu (upstream), midstream, hingga hilir (downstream)," katanya di Jakarta, Kamis.
Selanjutnya, integrasi juga akan melaksanakan joint marketing and sales, serta peningkatan efektivitas dan efisiensi biaya operasi dan investasi. Selain itu, penguatan struktur permodalan dari peningkatan kapasitas investasi, juga pendekatan terpadu dan terkoordinasi ke regulator.
Adiatma menambahkan, berdasarkan best practice dunia, NOC dijadikan sebagai satu-satunya pemain utama bisnis migas yang mencakup produksi migas, ekspor dan impor, infrastruktur transmisi, serta distribusi dan pemasaran.
Hal ini menunjukkan, NOC dibentuk menjadi holding migas untuk memperbesar dan memperkuat pengelolaan migas negaranya tersebut. Sejumlah NOC dunia yang sudah terintegrasi antara lain Petrobras Brazil, PTT Thailand, Petronas Malaysia, Gazprom Rusia, Pemex Meksiko, dan Rosneft Rusia.
Baca juga: Pertamina rombak dewan komisaris demi penyegaran
Baca juga: PGN-Pertagas harus integrasi karena bisnisnya sama
Baca juga: Holding BUMN Migas terbentuk Pertamina jadi induk
Sehingga, menurut Adiatma, pemerintah bisa memantau pasokan dan pengembangan infrastruktur migas untuk memastikan akses migas bagi seluruh konsumen, menjamin ketersediaan migas untuk konsumen pada harga wajar dan penggunaan optimal sumber moneter untuk infrastruktur.
"Holding migas di Tanah Air sangat diperlukan karena kebutuhan investasi migas yang besar serta tantangan pasar di masa mendatang. Dengan masuknya PGN dalam jajaran anak perusahaan kami, Pertamina sebagai holding migas dapat mewujudkan cita-cita kedaulatan energi," jelas Adiatma.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018