"Sebaliknya juga misi dan dakwah tak boleh mengganggu kerukunan," kata Din dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Din menyampaikan persoalan itu saat menghadiri Konferensi Pekabaran Injil 2018 yang berlangsung pada 29-31 Mei di Brastagi, Sumatera Utara.
Konferensi tersebut diselenggarakan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) bekerja sama dengan Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) dan Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII).
Din mengatakan kerukunan yang diperjuangkan bukan saja berdasarkan kebutuhan bangsa, tetapi juga kebutuhan orang per orang dan kelompok per kelompok.
Untuk itu, dia mengajak para aktivis misi dan dakwah untuk terus berada dalam kerukunan.
Dia mengatakan dalam Muyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa yang diselenggarakan Kantor UKP-DKAAP di Jakarta pada Februari lalu, para pemuka agama telah membahas bersama dasar relasi hubungan antar agama.
Dia mengatakan forum menyepakati fondasi relasi harus bersandar pada persahabatan berdasarkan kemanusiaan sejati. Dalam pertemuan itu juga disepakati bahwa NKRI berdasarkan Pancasila adalah final.
"Takdir kita adalah hidup sebangsa di dalam kemajemukan. Untuk itu, kita mengaku bahwa bersama kita dari Tuhan, untuk Tuhan dan kemanusiaan. Di dalam Islam, ini yang dimaksudkan dengan `rahmatan lil alamin`. Hasil Mubes ini akan kami sosialisasikan ke wilayah-wilayah," kata dia.
Baca juga: Presiden Jokowi ajak umat jaga kerukunan sambut Ramadhan
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018