Naskah yang terpilih menjadi pemenang akan diproduksi menjadi serial televisi.
"Karena sukses tahun lalu, Filmmakers Guild musim kedua diadakan lagi. Ini adalah pencarian naskah. Tahun lalu 500 yang memasukkan dari berbagai negara. Dari Indonesia ada 2 yang masuk," ujar Country Director HOOQ, Guntur Siboro dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
"Dari Indonesia ada Mouly Surya, lalu sineas dari negara lain, Filipina," imbuh dia.
Mouly kembali menjadi juri dari kompetisi ini. Dia akan memilah naskah yang masuk dari Indonesia untuk bertarung dengan naskah dari negara lain, sekaligus memberikan filmmaking workshop bagi finalis di Indonesia.
Nantinya, Mouly bersama juri lainnya memilih 6 naskah terbaik sebagai finalis.
Lima naskah terbaik akan mendapatkan pendanaan sebesar 3000 dollar Amerika Serikat untuk diprodukai menjadi episode perdana yang akan tayang di HOOQ.
"Sampaikan skrip dan treatmentnya. Yang terpilih akan didanai untuk membuat episode contoh. Ditayangkan di HOOQ. Musim kedua sudah dimulai sejak pertengahan Mei sampai akhir Juli 2018," kata Guntur.
Baca juga: "Aliansi", naskah Indonesia yang bersaing di HOOQ Filmmakers Guild
Baca juga: HOOQ Filmmakers Guild buat enam serial televisi Asia Tenggara
Baca juga: Sebulan diluncurkan HOOQ capai 100.000 pengguna di Indonesia
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018