"Perhitungan kami sudah Rp13 triliun sejak 24 Mei 2018, inflow masuk khususnya ke surat berharga negara," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa.
Ia menilai peningkatan suku bunga acuan dan aliran dana masuk tersebut mampu menambah kepercayaan ke pasar dan mendorong penguatan nilai tukat rupiah sejauh ini.
Aliran dana masuk tersebut, lanjut Perry, juga didorong oleh langkah Kementerian Keuangan dalam melakukan lelang surat berharga negara yang pemenangannya semakin tinggi.
Kemudian, Perry juga menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" sebanyak dua kali pada Mei 2018 memang dilakukan untuk mengembalikan stabilitas dari nilai tukar.
Ia mengungkapkan bahwa BI dalam menyusun kebijakan bauran akan selalu mengupayakan untuk mampu menjaga stabilitas terkait inflasi, nilai tukar, dan ekonomi secara keseluruhan.
Perry mengatakan bahwa instrumen moneter sedang menjadi prioritas bagi BI untuk upaya menjaga stabilitas di tengah gejolak perekonomian global dewasa ini.
Baca juga: BI-Pemerintah tampik daya beli masyarakat tergerus
Baca juga: BI deteksi tekanan inflasi Jakarta selama Ramadhan naik
Baca juga: BI:dampak depresiasi rupiah ke inflasi kecil
Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018