• Beranda
  • Berita
  • Ketua pengadilan yang disuap politisi Golkar divonis 6 tahun penjara

Ketua pengadilan yang disuap politisi Golkar divonis 6 tahun penjara

6 Juni 2018 17:47 WIB
Ketua pengadilan yang disuap politisi Golkar divonis 6 tahun penjara
Mantan ketua Pengadilan Tinggi Manado Sudiwardono (kanan). (ANTARA /Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Pengadilan Tinggi Manado Sudiwardono divonis 6 tahun penjara ditambah denda Rp300 juta subsider 3 bulan kurungan karena menerima suap dari politikus Partai Golkar Aditya Anugrah Moha.

"Mengadili, menyatakan terdakwa Sudiwardono telah terbukti secara sah dan meyakinkan secara hukum bersalah melakukan tindak pidana korupsi. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa selama 6 tahun ditambah denda Rp300 juta dengan ketentuan bila tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 3 bulan kurungan," kata ketua majelis hakim Mas`ud di Pengadilan Tindak Pidana korupsi, Jakarta, Rabu.

Putusan itu lebih rendah dibanding tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) KPK yang meminta Sudiwardono divonis 8 tahun penjara ditambah denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan karena terbukti menerima suap 110 ribu dolar Singapura dari total janji 120 ribu Singapura.

Vonis itu diputuskan oleh majelis hakim yang terdiri dari Mas`ud, Hastoko, Haryono, Ugo dan Muhammad Idris Muhammad Amin berdasarkan pasal 12 huruf a dan c UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

"Hal yang memberatkan, terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dari kolusi, korupsi dan nepotisme, terdakwa merupakan aparat penegak hukum atau hakim yang menduduki jabatan selaku ketua Pengadilan Tinggi seharusnya menjadi contoh yang baik bari para hakim dan aparat penegak hukum lain di wilayah kerjanya, terdakwa mencoreng nama baik dunia peradilan di Indonesia," tambah hakim Muhammad Idris Muhammad Amin.

Suap itu diberikan dalam dua tahap yaitu sebesar 80 ribu dolar Singapura agar Sudiwardono sebagai ketua Pengadilan Tinggi Manado mengeluarkan perintah tidak melakukan penahanan dan tahap kedua sebesar 30 ribu dolar Singapura dari janji 40 ribu dolar Singapura kepada Sudiwardono sebagai ketua majelis banding agar Marlina Moha dinyatakan bebas.

Baca juga: Politisi Golkar divonis 4 tahun penjara karena menyuap ketua pengadilan

Mantan Bupati Bolaang Mongondow Marlina Moha Siahaan yang juga ibu Adiya Moha  divonis 5 tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider 2 bulan kurungan dengan perintah agar ditahan dalam kasus korupsi Tunjangan Penghasilan Aparatur Pemerintah Desa (TPAPD).

Aditya lalu mengajukan upaya banding ke Pengadilan Tinggi PT Manado. Kerabat Marlina, Wakil Ketua PT Palu Lexsy Mamonto lalu menyampaikan kepada Sudiwardono bahwa ada saudaranya yang meminta tolong.

Selanjutnya Sudiwardono dihubungi seseorang yang dipanggil "ustadz" yaitu Aditya yang kemudian memperkenalkan dirinya sebagai anggota DPR dan anak dari Marlina Moha.

Pertemuan keduanya dilakukan pada 7 Agustus 2017 di ruang kerja Sudiwardono. Aditya minta bantuan Sudiwardono sebagai Ketua PT Manado agar tidak melakukan penahanan terhadap Marlina dengan alasan sakit.

Pertemuan Sudiwardono dan Aditya selanjutnya dilakukan di pekarangan masjid Kartini, Manado dengan kesepakatan pemerian 80 ribu dolar Singapura kepada Sudiwardono agar Marlina tidak ditahan.

Terhadap vonis itu Sudiwardono dan JPU KPK menyatakan pikir-pikir selama 7 hari.

Dalam perkara ini, Aditya Anugrah Moha divonis 4 tahun penjara ditambah denda Rp150 juta subsider 2 bulan kurungan.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018