"Jadi kita semua tahu, untuk itu memang kalau Beliau mundur harus dicarikan figur lain yang kira-kira satu yang kapasitasnya mendekati sama atau sama," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan tidak ada yang meragukan kapasitas Yudi Latif, aktivis dan cendekiawan muda yang lahir di Sukabumi pada 26 Agustus 1964.
Kemampuan Yudi untuk mengarusutamakan Pancasila, menurut Moeldoko, sangat nyata karena Yudi memiliki latar belakang pemahaman Pancasila yang sangat mendalam.
"Kita lagi kering pemahaman ideologi Pancasila. Kita lebih mengagungkan ideologi lain dan seterusnya. Ini saya pikir sebuah prioritas bagi bangsa," katanya.
Moeldoko mengaku secara tidak tahu pasti alasan Yudi mundur dari jabatan sebagai pemimpin BPIP.
"Secara pribadi saya tidak tahu. Beberapa saat lalu BPIP diskusi bagaimana Pancasila bisa disosialisasikan dengan berbagai metode, kira-kira sebulan lalu," katanya.
"Saya juga kaget," ia menambahkan.
Baca juga: Yudi Latif umumkan pengunduran diri dari BPIP lewat medsos
Baca juga: Istana sudah terima surat pengunduran diri Yudi Latif
Pewarta: Bayu Prasetyo, Hanni Sofia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018