Freightliner eCascadia merupakan kendaraan 18 roda dengan daya jelajah sejauh 400 kilometer dalam sekali pengisian baterai yang menyasar penggunaan distribusi regional dan layanan kargo di pelabuhan.
Truk ini merupakan pesaing Telsa Semi yang dirakit mulai tahun 2020, namun memiliki daya jelajah yang lebih jauh yaitu 800 kilometer.
Daimler juga meluncurkan truk kelas menengah, Freightliner eM2 106, dengan jarak tempuh 370 kilometer untuk distribusi lokal sebagai armada pengantar makanan dan minuman.
Baca juga: Tesla luncurkan truk listrik, mampu melaju 804 km sekali isi
Daimler menyatakan akan memberikan 30 purwarupa dari dua model itu kepada pelanggan pada akhir tahun ini untuk pengujian lapangan, sebelum truk itu diproduksi pada 2021.
Para pengusaha transportasi di Eropa dan Amerika Serikat didesak mengikuti regulasi global dalam hal polusi udara yang dihasilkan truk.
Namun untuk menggeser minat konsumen agar menggunakan armada listrik tidaklah mudah karena truk konvensional diklaim lebih murah dalam hal bahan bakar dan perawatan ketimbang listrik.
Baca juga: FUSO Vision One, truk heavy duty bertenaga listrik
Di sisi lain, status Daimler sebagai pabrikan truk terbesar di dunia mulai terancam dengan persaingan kendaraan yang bergeser ke model berpenggerak listrik.
Perusahaan yang bermarkas di Illinois, Navistar bersama Volkswagen yang menghabiskan 1,7 miliar dolar AS untuk pengembangan truk listrik, swakemdudi, dan sistem berbasis cloud pada 2022, demikian Reuters.
Baca juga: Setelah truk, Tesla bersiap membuat pickup listrik
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018