"Fokusnya tentu perdamaian dunia, namanya saja Dewan Keamanan, itu bagaimana memberi kedamaian dan perdamaian di dunia ini. Jadi, atensi (perhatian) Indonesia adalah menjaga stabilitas dan keamanan daripada negara lain," kata JK di Tokyo, Senin.
Sejumlah persoalan terkait perwujudan perdamaian di negara-negara yang sedang berkonflik menjadi perhatian Indonesia, seperti rekonsiliasi semenanjung Korea, Afganistan dan juga Rohingya di Myanmar.
"Pertemuan antara Korea Utara dan Korea Selatan itu satu soal selesai. Upaya kita di Afghanistan kita harapkan juga bisa berjalan baik. Apa yang terjadi di Rohingya itu juga masalah-masalah yang dibicarakan di PBB," tambah dia.
Terpilihnya kembali Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK-PBB untuk keempat kalinya, salah satunya adalah berkat lobi Jusuf Kalla yang setiap kali hadir dalam sidang Majelis Umum PBB di New York.
Wapres mengatakan pemerintah telah bekerja keras dan melakukan yang terbaik sehingga Indonesia dapat kembali dipercaya untuk terlibat langsung dalam perdamaian dunia.
"Semua bekerja dengan baik, Bu Menlu (Retno Marsudi) dan stafnya itu melobi. Saya juga tentu apabila hadir di PBB itu hampir semua acara-acara, kita hadir untuk melobi negara-negara anggota lain," kata JK.
Mengenai jumlah perolehan suara Indonesia yang mengalahkan Maladewa dalam pemungutan suara di PBB, JK menyebutnya sebagai buah dari pengalaman Indonesia dalam terlibat langsung mengirimkan Kontingen Garuda bergabung dengan pasukan perdamaian PBB.
"Kalau divoting itu kan suara negara besar dan negara kecil sama saja. Kalau kita kalah dengan negara besar seperti Jepang, India mungkin ya tidak apa-apa. Tapi kalau kalah dengan Maladewa kan kelewatan. Tetapi Maladewa itu pintar juga, dia mengemukakan karena dia negara kecil maka minta kesempatan," kata Wapres.
VIDEO:
Baca juga: Keyakinan PKS setelah Indonesia jadi anggota Dewan Keamanan PBB
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018