Awalnya, China secara agresif mendorong pengembangan kendaraan energi terbarukan (NEV) guna mengurangi polusi dari emisi mesin kendaraan, sekaligus meningkatkan perkembangan teknologi di negara Tirai Bambu itu.
Namun para ahli memperingatkan, sektor kendaraan listrik akan kelebihan kapasitas karena saat ini terdapat 102 perusahaan yang memproduksi 355 jenis kendaraan listrik, hibrida, dan baterai hingga akhir Maret lalu, menurut data Kementerian Industri China.
Meng Wei, juru bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, mengatakan kepada wartawan dalam pertemuan di Beijing, China akan menyesuaikan ambang masuk industri, memperkuat tanggung jawab perusahaan dan meningkatkan pengawasan pemerintah guna menertibkan sektor kendaraan listrik
Baca juga: Nissan Sylphy, mobil listrik pertama Nissan yang diproduksi di China
"Saat ini, teknologi kendaraan energi baru meningkat sangat cepat, dan skala pasar berkembang secara bertahap, tetapi ada juga indikasi perkembangan yang tidak tentu tujuannya," kata Meng.
Manufaktur China menjual 328.000 unit kendaraan listrik dalam lima bulan pertama 2018, naik 141,6 persen pada tahun ini, menurut data yang dirilis oleh kementerian industri pada pekan ini.
Total kepemilikan NEV mencapai 1,8 juta pada akhir tahun lalu, lebih dari setengah dari total kepemilikan global.
Subsidi pemerintah daerah yang ditujukan untuk menghasilkan kepemimpinan industri regional telah berkontribusi pada kelebihan kapasitas dan ketidakefisienan, kata para eksekutif industri pada bulan Maret.
Kementerian Perindustrian China juga menghapus keringanan pajak pada hampir 2.000 desain mobil listrik sebagai upaya untuk merampingkan sektor ini dan mengekang investasi yang irasional, demikian Reuters.
Baca juga: Tesla ungkap rencana merakit mobil di Shanghai
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018