Tesla, dalam tuntutan tersebut yang dikutip dari laman The Verge, mengklaim Tripp "secara ilegal meretas kepercayaan perusahaan dan menjual informasi rahasia serta mengirimkan informasi tersebut ke pihak ketiga."
Tripp memasang software peretas di tiga komputer karyawan lainnya yang memiliki akses ke data rahasia perusahaan. Tripp sudah mengakui perbuatannya tersebut pada Tesla.
Beberapa waktu lalu, CEO Elon Musk mengirimkan surat elektronik pada karyawannya mengenai sabotase oleh mantan karyawan dengan mengganti kode sistem manufaktur Tesla dan mengirimkan "banyak data yang sangat sensitif" ke pihak ketiga.
Pengacara Tripp tidak dapat dihubungi dan perwakilan Tesla menolak berkomentar atas kasus ini.
Baca juga: Elon Musk duga ada sabotase di Tesla
Baca juga: Kecelakaan Tesla melibatkan autopilot, pengemudi diduga tidak pegang setir
Baca juga: Taycan, nama mobil listik Porsche calon pesaing Tesla
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018