Bangkai orangutan itu ditemukan pertama kali oleh Resianto yang merupakan karyawan PT Wana Sawit Subur Lestari (WSSL) II dan kemudian dilaporkan kepada petugas Resort Telaga Pulang SPTN I Pembuang Hulu Balai TN Tanjung Puting, kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Pangkalan Bun Kantor BKSDA Kalteng Agung Widodo, saat dikonfirmasi di Pangkalan Bun, Selasa.
"Penerima informasi terkait temuan bangkai orangutan itu saudara Dodi Kurniawan, petugas Resort Telaga Pulang SPTN I Pembuang Hulu Balai TN Tanjung Puting. Kalau penemuannya itu, Minggu (1/7) sekitar pukul 16.00 WIB," kata Agung.
Seorang staf OFI Cabang Pangkalan Bun, Fajar Dewanto saat ditemui menyebut bahwa bangkai Orangutan yang ditemukan tersebut bukan orangutan liar. Orangutan tersebut bernama Baen berjenis kelamin jantan berusia kurang lebih 20 tahun.
"Baen adalah orangutan yang pernah OFI translokasi pada tanggal 23 September 2014 dari PT WSSL 2 blok R 31-32. Di translokasi ke Camp Seluang Mas," kata Fajar.
Sementara itu hasil nekropsi dari dokter hewan Orangutan Care Center dan Quarantine Pangkalan Bun, drh Ketut Prasojo menyatakan bahwa bangkai orangutan tersebut ditemukan dengan kondisi jempol tangan kanan hilang, luka terbuka di jari telunjuk tangan kanan, tangan kiri, telapak kaki kiri dan telunjuk kaki kiri.
Dia mengatakan ada bekas ikatan di pergelangan kaki kanan, luka terbuka di telapak kaki kanan, punggung tangan kanan, pinggang dan tubuh bagian kiri, punggung kiri, lengan kiri, betis kiri, luka dan tusukan di punggung kanan.
"Hasil x-ray juga ditemukan peluru senapan angin di pinggang kiri 2, di jari tengah kaki kiri 1, di daerah kepala 2, di lengan kanan 2, ditemukan juga bekas patah tulang lengan kanan yang sudah menyambung. Dimungkinkan kematian orangutan disebabkan oleh tindak kekerasan," kata Ketut.
Baca juga: IPB dan Universitas Zurich kerja sama penelitian orangutan
Baca juga: Ratusan orangutan telah diselamatkan dari kerja sama BKSDA-BOS
Baca juga: Lima orangutan dilepasliarkan di hutan Kutai Timur
Pewarta: Jaya Wirawana Manurung
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018