Khofifah apresiasi pemilih pemimpin perempuan

6 Juli 2018 21:13 WIB
Khofifah apresiasi pemilih pemimpin perempuan
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak memberikan keterangan pers di posko kediamannya di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (27/6/2018). (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Anak-anak muda kini telah melihat politik menjadi bagian dari urgensi di dalam dirinya."

Surabaya (ANTARA News) - Calon gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur (Pilkada Jatim) 2018 Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi para pemilih yang telah memenangkan calon pemimpin dari kaum perempuan.

Kepada wartawan di Surabaya, Jumat, dia mencatat, di Jawa Timur saat ini terdapat 10 orang perempuan terpilih menjadi pemimpin di daerahya masing-masing, baik melelui pilkada serentak yang berlangsung pada 27 Juni 2018 maupun telah terpilih melalui pilkada sebelumnya.

Mereka yang terpilih dalam Pilkada 2018, meski belum resmi diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan masih sebatas dinyatakan sebagai pemenanng berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) lembaga survei independen, di antaraya Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2018--2013.

Baca juga: LSI: Khofifah-Emil menangi Pilkada Jatim

Selain itu, Puput Tantriana Sari terpilih sebagai Bupati Probolinggo, Mundjidah Wahab terpilih sebagai Bupati Jombang, Ita Puspita Sari terpilih menjadi Wali Kota Mojokerto dan Anna Mu`awanah terpilih sebagai Bupati Bojonegoro, yang kesemuanya berdasarkan hitung cepat tersebut.

Lima perempuan Jawa Timur lainnya telah terpilih sebagai pemimpin di daerahya masing-masing melalui pilkada yang berlangsung sebelumnya dan masih mejabat sampai sekarangm adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Jember Faida, Bupati Kediri Haryanti Sutrisno, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan Wali Kota Probolinggo Rukmini.

"Saya bahagia banyak perempuan di Jawa Timur mendapat kepercayaan masyarakat untuk menjadi pemimpin di daerahnya," ujar Khofifah.

Baca juga: Khofifah-Emil: kami sudah terpilih

Menurut dia, banyaknya pemimpin perempuan yang terpilih itu membuktikan bahwa persepsi masyarakat tentang politik yang selama ini dianggap keras telah tereduksi.

"Saya rasa Indonesia bisa belajar dari negara-negara Skandinavia. Di Norwegia, misalnya, telah menerapkan politik santun kepada masyarakatnya, dengan melibatkan 35 persen calon politisi perempuan di parlemen sejak tahun 2000. Indonesia baru memulainya sejak tahun 2014," tuturnya.

Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu meyakini Indonesia ke masa depan bisa membangun politik lunak (soft), yang santun, seperti yang telah diterapkan di negara-negara Skandinavia. Indikasinya adalah sudah ada 10 perempuan yang telah terpilih sebagai kepala daerah di berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur.

"Itu tak lepas dari partisipasi memilih dari anak-anak muda di Jawa Timur yang pada pilkada serentak kemarin terlihat mulai meningkat. Anak-anak muda kini telah melihat politik menjadi bagian dari urgensi di dalam dirinya," demikian Khofifah Indar Parawansa.

Baca juga: LSI: Khofifah-Emil mampu ambil suara kaum nasionalis
Baca juga: Airlangga Hartarto: Khofifah siap dukung Presiden Jokowi


 

 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo & Hanif Nashrullah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018