"Saya meyakini Ma`ruf Amin dapat meningkatkan elektabilitas Jokowi karena salah satu syarat cawapres adalah memiliki tingkat penerimaan yang tinggi diberbagai kalangan dan Kiai Ma`ruf memiliki itu," kata Arfianto di Jakarta, Rabu.
Dia menilai Ma'ruf memiliki akseptabilitas di kalangan elit maupun publik secara luas. Artinya dapat menjembatani Jokowi ke kelompok-kelompok yang selama ini dianggap berseberangan dan pada sisi lain dapat membantunya secara elektabilitas.
Dia mengatakan diantara kandidat cawapres, Ma`ruf yang paling berpeluang besar karena perilaku pemilih Indonesia secara sosiologis sangat dipengaruhi oleh agama calon yang akan ikut kontestasi.
"Pembawa pesannya banyak hal namun dalam konteks substansi sosiologis adalah agama. Siapa pun calonnya agamanya akan dilihat dan mereka dipengaruhi keluarga lingkungan atau kelompok," ujarnya.
Baca juga: MUI: Hargai perbedaan pilihan pilkada
Posisi Ma`ruf sebagai Rois Aam PBNU sangat berpengaruh dalam menggaet suara-suara dimasyarakat bawah karena tradisi NU masih patron sehingga perbedaan pandangan akan selesai ketika patronnya telah bersikap.
Sementara itu, menurut dia, terkait posisi Ma`ruf dari non-parpol, hal itu tidak akan menimbulkan masalah di parlemen karena diyakini proses politik dan komunikasi akan berjalan lancar.
"Saya pikir hubungan dengan parlemen tetap aman karena kita menganut sistem presidensial, bukan parlementer. Tidak akan ada kebuntuan politik seperti di sistem parlementer yang akhirnya membuat pemerintah jatuh," katanya.
Selain itu, dia menilai sosok pendamping Jokowi kedepan adalah seorang yang memiliki kapasitas untuk membantunya selama lima tahun ke depan untuk menghadapi sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa ini.
Selanjutnya, menurut dia, aspek integritas. Kriteria itu sangat penting di saat negeri ini tengah memerangi korupsi maka dibutuhkan pemimpin yang bersih.
Baca juga: Pengamat: Ma'ruf Amin buat koalisi umat goyah
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018