BMKG deteksi 80 titik panas di Riau

18 Juli 2018 10:13 WIB
BMKG deteksi 80 titik panas di Riau
Pekerja perkebunan memerhatikan kepulan asap tebal yang berasal dari hutan dan lahan yang terbakar di kelurahan Mundam kota Dumai, Dumai, Riau, Senin (16/7/2018). Kebakaran hutan dan lahan gambut dalam skala besar kembali terjadi di kecamatan Medang Kampai dan Sungai Sembilan Kota Dumai setelah dua pekan terakhir di wilayah tersebut tidak turun hujan. (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)
Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi 80 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau.

"Titik panas menyebar di tujuh kabupaten dan kota di Riau," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sukisno di Pekanbaru, Rabu.

Berdasarkan data BMKG, 80 titik panas yang terdeteksi melalui pencitraan satelit Terra dan Aqua pada Rabu ini pukul 06.00 WIB, sebagian besar titik panas menyebar di Kabupaten Rokan Hilir dengan 42 titik.

Selanjutnya Kota Dumai 16 titik panas, Bengkalis 10 titik, Pelalawan lima titik, Roan Hulu dua titik, dan Kabupaten Siak empat titik.

Keberadaan titik-titik panas atau hotspot itu merupakan yang terbanyak sepanjang Juli 2018. Titik-titik panas tersebut terpantau mulai bermunculan dan meningkat drastis sejak awal pekan ini.

Selain di Riau, titik-titik panas juga terpantau di sejumlah provinsi di Pulau Sumatera. Total 159 titik panas menyebar di Sumatera, termasuk 80 di antaranya di Provinsi Riau.

Di Sumatera Utara, titik panas mencapai 21 titik, Sumatera Barat 18 titik, Bangka Belitung 12 titik, serta Jambi dan Bengkulu, masing-masing 10 titik.

Dari 80 titik panas yang terpantau di Riau, 66 di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

Titik api menyebar di Rokan Hilir dengan 37 titik, Dumai 15 titik, Bengkalis lima titik, Meranti satu titik, Siak empat titik, dan Rokan Hulu serta Pelalawan, masing-masing dua titik.

Satgas Karhutla Provinsi Riau dalam beberapa hari ini terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan, menyusul meningkatnya indikator karhulta tersebut.

BMKG menyatakan bahwa curah hujan di wilayah Riau terus menurun dalam sepekan mendatang sehingga potensi karhutla cukup besar.

Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan hingga 30 November 2018.

Perpanjangan status tersebut selain mengantisipasi karhutla, juga sebagai bagian dari upaya untuk menyukseskan Asian Games 2018.

Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status siaga karhutla sejak 19 Februari 2018 dan berakhir pada 31 Mei 2018. Saat itu, penetapan status tersebut dilakukan setelah sebagian besar wilayah Riau dilanda karhutla yang hebat.

Baca juga: BMKG: 29 titik panas menyebar di Riau

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018