• Beranda
  • Berita
  • Sejumlah daerah kering ekstrem, Kemensos bergerak

Sejumlah daerah kering ekstrem, Kemensos bergerak

19 Juli 2018 11:09 WIB
Sejumlah daerah kering ekstrem, Kemensos bergerak
Petugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Aceh Barat melakukan peninjauan dan pendataan sawah tadah hujan yang mengering di Desa Liceh, Bubon, Aceh Barat, Aceh, Jumat (6/7/2018). (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial memaksimalkan semua potensi dan sarana serta prasarana untuk mengantisipasi kekeringan yang terjadi di sejumlah daerah akibat musim kemarau.

"Kita memaksimalkan mobil tangki air dan Tagana serta unsur relawan sosial lainnya," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Margowiyono yang dihubungi di Jakarta, Kamis.

Selain itu, Kemensos juga menyiapkan berbagai kebutuhan logistik dan kebutuhan dasar lainnya sesuai dengan prosedur standar operasional saat terjadi bencana.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini, Tagana dan mobil tangki air sudah disiapkan untuk antisipasi kekeringan di wilayah DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sejumlah daerah telah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) ekstrem sehingga perlu waspadai terjadinya kekeringan.

"HTH ekstrem atau lebih dari 60 hari, berdasarkan monitoring BMKG lokasi tertinggi di Sape Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu selama 112 hari," kata Kepala Bagian Humas BMKG Indonesia Hary Tirto Djatmiko.

Selain itu, HTH tertinggi juga terjadi di DI Yogyakarta tepatnya di Lendah dan Srandakan selama 82 hari, Bangsri Jawa Tengah 92 hari, Kawah Ijen Jawa Timur 101 hari, Bali 102 hari dan Wulandoni NTT selama 103 hari.

Sementara itu, sejumlah daerah lainnya juga perlu mewaspadai kurangnya curah hujan dengan curah hujan rendah di bawah 55 milimeter.

Daerah tertentu yaitu di sebagian besar Pulau Sumatera, Kalkmantan, Sulawesi, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Maluku Utara, bagian selatan Papua Barat dan Papua sekitar Merauke.

Baca juga: Musim kemarau diperkirakan hingga Oktober

Baca juga: BPBD menyebut 80 desa di Pamekasan rawan kekeringan


 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018