Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan disparitas harga telur ayam ras di tingkat peternak dan konsumen berkisar 40 persen sampai 60 persen saat harga komoditas itu di pasar melonjak dalam sepekan terakhir.Tolong para pedagang jangan untungnya banyak-banyak...
"Kami dengar laporan, harga di tingkat konsumen sudah turun. Memang disparitasnya 60 persen. Tolong para pedagang jangan untungnya banyak-banyak," kata Amran dalam Operasi Pasar Telur Murah di Toko Tani Indonesia Pasar Minggu, Jakarta, Kamis.
Perbedaan besar harga di tingkat peternak dan konsumen, ia menjelaskan, salah satunya terjadi karena rantai pasok yang panjang dari peternak sampai warung pengecer dan konsumen. Masalah itu juga terjadi pada komoditas yang lain.
"Ini yang harus kita tata, bukan telur saja, bawang merah di lapangan biasanya Rp12 ribu sampai Rp13 ribu, tapi di konsumen Rp36 ribu, berarti naik 200-300 persen. Bukan tugas kementerian saja, tetapi tugas kita semua," katanya.
Menurut lampiran Peraturan Menteri Perdagangan RI No 58 tahun 2018 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen, harga batas bawah pembelian telur ayam ras di peternak Rp17.000 per kilogram dan batas atasnya Rp19.000 per kilogram dan harga penjualan di konsumen 22.000 per kilogram.
Belakangan harga telur di pedagangan eceran naik ke kisaran Rp25.000 sampai Rp30.000 per kilogram, bahkan lebih di beberapa daerah. Guna meredam lonjakan harga telur ayam ras, Kementerian Pertanian menggelontorkan 100 ton telur ayam ke 50 titik meliputi Toko Tani Indonesia (TTI) Center, 43 pasar dan enam perumahan atau kelurahan se-Jabodetabek.
Baca juga: Kementan gelontorkan telur ayam Rp19.500/kg di Jabodetabek
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018