"Ada sekitar tujuh - delapan bahasa yang kami sediakan penerjemah dalam melakukan perawatan kepada para pasien," kata Direktur Jenderal Urusan Kesehatan untuk Wilayah Mekah, Dr. Wael Hamzah Motair kepara para wartawan dari beberapa negara saat mengunjungi sejumlah fasilitas kesehatan bagi jamaah haji di Mekah baru-baru ini.
Dia mengatakan Bahasa Indonesia menjadi satu di antara delapan bahasa yang disediakan dalam perawatan di Arafah East Hospital, selain Inggris dan Perancis.
Pada musim haji 1439 Hijriyah (2018), Pemerintah Kerajaan Arab Saudi akan menyambut dan melayani tiga juta jamaah. Jumlah jamaah haji dari Indonesia merupakan yang terbanyak, yakni 221.000 orang, disusul oleh jamaah haji asal Pakistan sebanyak 184.210 orang.
Menurut dia, Arafah East Hospital hanya beroperasi saat musim haji, yakni sekitar enam hari, mulai dari tanggal 8 hingga 13 Dzulhijjah (20 - 25 Agustus).
Seluruh perawatan kesehatan, termasuk obat-obatan diberikan kepada jamaah haji secara cuma-cuma.
Dr. Wael mengatakan selama musim haji tahun ini Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi menyiapkan 350 ambulans, 25.000 petugas kesehatan (dokter, perawat, dan apoteker) yang berasal dari Arab Saudi, serta negara lain seperti Suriah, Pakistan dan Mesir dengan kompetensi dan kualitas berstandar internasional sesuai persyaratan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Semua petugas kesehatan harus beragama Islam karena mereka bertugas di Tanah Haram di mana non-Muslim tidak boleh masuk. Hal ini sesuai dengan perintah Allah subhanahu wa ta`ala yang disebutkan dalam Al-Qur`an," jelas dia.
Rumah Sakit Arafah East Hospital, kata Dr. Wael, memiliki 230 tempat tidur dengan penutup kasur, dan seluruh tirai di ruangan rumah sakit terbuat dari bahan yang bersifat anti septik dan anti bakteri. Rumah sakit tersebut juga memiliki ruangan isolasi untuk kasus tertentu, ruangan untuk merawat serangan panas atau "heat stroke" yang dilengkapi area pendingin, ruang perawatan intensif (ICU/ Intensive Care Unit), apotek dan ruang operasi.
Dr. Wael mengatakan jumlah kasus tertinggi berdasarkan pengalaman musim haji tahun lalu, adalah serangan panas dan kelelahan. Sekitar 800 pasien dirawat di rumah sakit tersebut.
"Tahun lalu, kami memperkirakan 1.000 - 2.000 pasien, namun karena langkah-langkah pencegahan telah dilakukan, kita dapat mengurangi kasus tersebut. Kami juga membantu memberikan vaksinasi kepada jamaag haji dari negara-negara tertentu yang tidak menerapkan peraturan tersebut, jika mereka masuk ke Arab Saudi melalui pelabuhan dan bandara," jelasnya.
Selain Arafah East Hospital, ada tujuh belas rumah sakit dan 93 klinik kesehatan dengan puluhan ribuan dokter dan perawat, serta peralatan kesehatan berteknologi tinggi telah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi guna melayani jamaah haji tahun ini.
"Delapan rumah sakit dan 93 klinik berlokasi di daerah Masya`ir, sedangkan sembilan rumah sakit ada di Mekah," jelas Direktur Haji dan Umroh pada Departemen Urusan Kesehatan Mekah, Dr. Mwafaq Abutalib.
Dr. Mwafaq menjelaskan bahwa tujuh belas rumah sakit di wilayah ini di antaranya adalah Arafah East Hospital, Arafah General Hospital, Namirah General Hospital, Jabal Rahmah Hospital, dan Mina Emergency Hospital.
"Sedangkan klinik kesehatan ada 46 di Arafah, enam di Muzdalifah, 25 di Mina dan 16 di Jamarat," katanya, seraya menambahkan bahwa rumah sakit yang disiapkan untuk melayani jamaah haji di wilayah Mekah, di antaranya King Abdullah Medical Hospital, Jiyad Hospital, Al-Haram Hospital, Heraa Hospital dan Maternity and Children Hospital untuk perawatan ibu dan anak.
Prosesi ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah (20 Agustus). Pada hari ini jamaah haji mulai berniat dan bertolak ke Mina dan menginap selama satu malam. Esok harinya tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji berangkat ke Arafah di mana mereka melaksanakan wukuf. Di sini para jamaah dianjurkan untuk memperbanyak berdoa dan tidak meninggalkan Arafah hingga matahari terbenam.
Selepas itu, para jamaah berangkat ke Muzdalifah dan menginap. Setelah matahari terbit, jamaah bertolak menuju Mina.
Pada tanggal 10 Dzhulhijjah yang juga dirayakan oleh seluruh Umat Islam sebagai Hari Raya Idul Adha, jamaah melakukan lempar jumroh dengan kerikil yang diambil di Muzdalifah atau Mina.
Baca juga: Dirjen minta petugas haji agar "tanggalkan" jabatan
Baca juga: Gelang "barcode" identitas haji dikerjakan sehari
Baca juga: Calon haji tertua asal Kabupaten Kepulauan Meranti berumur 88 tahun
Pewarta: Libertina W. Ambari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018