Jakarta (ANTARA News) - Ibadah haji yang merupakan rukun kelima dalam menjalankan syariat Islam dan menjadi harapan seluruh umat muslim di dunia harus dipersiapkan secara sungguh-sungguh dengan "amunisi" yang memadai dari para jamaah itu sendiri."Jalan keluarnya adalah dengan banyak minum..."
Mulai dari kesehatan jasmani dan persiapan keuangan sebagai syarat utamanya, bekal keilmuan soal kegiatan ibadah haji itu sendiri juga menjadi hal yang penting dimiliki oleh para jamaah.
"Itu jadi hal penting juga, karenanya setiap jamaah di asrama kami bekali dengan pengetahuan-pengetahuan tersebut yang diberikan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) embarkasi Jakarta," kata Ketua PPIH embarkasi Jakarta Saiful Mujab di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis.
Petugas PPIH embarkasi Jakarta sendiri memang sejak awal kedatangan kloter pertama pada Senin (16/7), memberikan penyegaran pengetahuan ibadah haji dengan memberikan bekal-bekal ilmu keislaman dan latihan manasik ibadah haji di halaman masjid Asrama Haji Pondok Gede.
"Di samping itu semua, tak kalah pentingnya, para jamaah haji juga kami harap menjaga kesehatannya selama di asrama dan ketika berada di tanah suci untuk kelancaran ibadah mereka," ujar dia.
Kesehatan menjadi faktor utama dalam suksesnya ibadah haji mengingat kondisi iklim Arab Saudi yang berkontur gurun dan memiliki tingkat suhu yang lebih tinggi dari Indonesia. Dengan kondisi sedemikian rupa, jamaah haji rawan mengalami dehidrasi karena kurang cairan.
Baca juga: Hindari dehidrasi, calon jamaah haji disarankan perbanyak minum
"Jalan keluarnya adalah dengan banyak minum. Tapi dengan banyak minum juga beresiko jamaah sering pergi ke toilet," kata staf senior pemasaran produk kantung urin Peepis Akbar Tanjung di Asrama Haji.
Hal ini akan menjadi masalah ketika jamaah melakukan ibadah utama yaitu wukuf di Arafah, kata dia, karena dari informasi yang dimilikinya pemerintah Arab Saudi hanya menyediakan 40 unit toilet bagi satu pemondokan yang isinya bisa mencapai 2.900 jemaah haji sehingga tidak jarang terjadi antrian panjang di depan toilet.
"Karenanya, persiapan para jamaah untuk membawa kantung urin menjadi salah satu pilihan yang paling baik," katanya.
Kantung urin tersebut, Akbar menjelaskan menjadi pilihan yang paling baik karena selain mudah digunakan di mana saja, juga tidak akan menjadi sumber polusi pada lingkungan.
"Karena urin yang masuk akan berubah menjadi jeli yang ternyata juga memiliki manfaat sebagai pupuk," ujarnya.
Untuk produk peepis sendiri, kata Akbar, sejak sekitar 2014 sudah ambil bagian dalam menyediakan kebutuhan para jamaah haji dan terus mendapatkan respon positif dari para jamaah.
Dengan menawarkan harga Rp120 ribu untuk satu pak (lima kantong urin) dan satu pak tisu kering, di mana setiap kantongnya dapat menampung 600 mililiter cairan, pada tahun 2018 ini di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, mereka mampu menjual sekitar 150 pak setiap harinya dengan asumsi ada tiga kloter tiap harinya di asrama.
Embarkasi Jakarta akan memberangkatkan 24.524 calon jamaah haji dan 315 orang petugas yang terbagi dalam 63 kloter di dua gelombang.
Gelombang pertama pemberangkatan calon jamaah haji Indonesia embarkasi Jakarta, akan berangkat menuju Madinah dengan jadwal terakhir pada 29 Juli 2018.
Baca juga: Kemenag: jamaah agar hati-hati saat menemukan barang
Untuk gelombang kedua jemaah langsung mendarat di bandara Jedah yang akan pertama kali terbang pada 30 Juli 2018 dengan akhir pemberangkatan pada 15 Agustus 2018.
Untuk tahun 2018, calon jemaah haji termuda embarkasi Jakarta berumur 18 tahun (kloter lima) dari provinsi Banten dan yang tertua berumur 98 tahun (kloter 47), juga dari provinsi Banten. ***4***
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018