Dampak internet ancam bonus demografi

26 Juli 2018 11:33 WIB
Dampak internet ancam bonus demografi
Sejumlah aktivis anak melakukan aksi tolak game online bagi anak-anak di Solo, Sabtu (1/7). Dalam aksinya mereka meminta kepada seluruh orang tua untuk mengawasi atau bahkan melarang anak-anak untuk bermain game online karena dapat menimbulkan kecanduan sehingga menggangu proses belajar serta mental anak. (FOTO ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Predator anak dari luar negeri mengancam anak-anak Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Dampak buruk dari penggunaan internet bisa mengancam bonus demografi Indonesia pada 2030.

"Kita akan kehilangan momentum bonus demografi bila permasalahan-permasalahan yang dihadapi anak, termasuk dampak buruk internet, tidak di atasi," kata  Sekretaris Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pribudiarta Nur Sitepu dalam Seminar Hari Anak Nasional 2018 di Auditorium Adhyana, Wisma Antara, Jakarta, Kamis.

Pri kemudian menyebut data yang dirilis Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ada lebih dari 1.000 kasus yang menjadikan anak-anak sebagai korban pornografi, prostitusi dan pelecehan seksual secara daring.

Hal itu menjadi ancaman bagi 87 juta anak
yang jumlahnya mencapai sepertiga penduduk Indonesia, yang pada 2030 akan menjadi penduduk dengan usia produktif terbesar.

Menurut Pri, yang membiayai pornografi anak di dunia maya kebanyakan adalah orang-orang dari luar negeri.
"Predator anak dari luar negeri mengancam anak-anak Indonesia," ujarnya.

Pri menyampaikan sambutannya pada Seminar Hari Anak Nasional 2018 "Internetku Baik, Internetku Asyik" yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Komunikasi dan Informatika, ECPAT Indonesia, Siberkreasi dan ID-COP.

Baca juga: Pemerintah akan batasi penggunaan gawai anak
Baca juga: KPAI buka layanan pengaduan anak kecanduan gadget

 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018