"Saya tidak menyampaikan info sembarangan tentang diajukannya AHY sebagai cawapres kepada Pak Jokowi. Informasi tersebut berkategori A1," kata Rommy, sapaan akrab Romahurmuziy, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pengajuan AHY sebagai cawapres adalah hal yang wajar, tidak merupakan keinginan yang berlebihan dan juga bukan merupakan hal yang rahasia, sebagaimana partai lain dalam koalisi Jokowi yang juga mengajukan nama-nama yang diinginkan.
"Ketika PPP ditanya soal cawapres, kami juga menyampaikan nama. Hanya bedanya, yang disampaikan PPP ada sejumlah nama dan statusnya untuk dibahas atau didiskusikan, bukan merupakan target tunggal," kata Rommy.
"Nah, apakah itu yang dimaksud SBY sebagai `hambatan dan rintangan`, ketika diwawancarai salah satu stasiun televisi swasta saya menjawab `mungkin saja`," tambah Rommy.
Menurut Rommy, cara mengajukan nama cawapres yang berbeda-beda antara satu partai dengan lainnya itu hanya soal cara berkomunikasi.
"Ada yang terang-terangan menyebut cawapres, ada yang setiap bertemu mengingatkan hasil survei yang tinggi, ada yang menggunakan interest group untuk menyampaikan, atau ada cara lain lagi. Silakan saja, ini kan kontestasi," ujarnya.
Rommy mengaku menerima informasi ada sejumlah pertemuan Jokowi dan SBY tahun ini. Pertemuan terakhir SBY terjadi Ramadhan lalu.
"Juga sudah menyepakati pos kabinet untuk AHY sebagai bagian dari rencana koalisi. Namun, jika hari-hari ini SBY berubah, itu juga tidak diharamkan dalam politik karena politik itu dinamis," katanya.
Baca juga: SBY: Presiden Jokowi tulus ajak Demokrat bergabung
Baca juga: SBY dan Zulkifli belum bahas koalisi
Baca juga: SBY siratkan tutup pintu koalisi dengan Jokowi
Baca juga: Airlangga cawapres paling ideal untuk Jokowi menurut survei LSI
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018