"Kenapa kami mengusulkan tanggal 26 Juli jadi Hari Anak Yatim Nasional, itu karena kami selalu berpikir bawah anak-anak yatim itu perlu dibahagiakan. Dialah anak-anak bangsa yang perlu dibahagiakan, anak-anak kita yang boleh dikatakan kurang beruntung karena sudah ditinggalkan oleh ayah dan ibunya," kata Ketua Fornas LKSA-PSAA H Yanto Mulya Pibiwanto, di Bandung, Kamis.
Yanto mengatakan alasan pihaknya menjadikan tanggal 26 Juli diperingati sebagai Hari Anak Yatim Nasional karena hal tersebut berkaitan dengan musyawarah nasional Fornas LKSA-PSAA yang dihadiri oleh perwakilan dari 26 provinsi di Indonesia.
"Kemudian usulan Hari Anak Yatim Nasional ini juga berdekatan dengan Hari Anak Nasional, tiga hari setelah Hari Anak Nasional kemudian ada Hari Anak Yatim," kata dia.
Menurut dia, sebanyak 26 perwakilan Formas LKSA-PSAA se Indonesia telah menandatangi usulan agar setiap tanggal 16 Juli diperingati sebagai Hari Anak Yatim Nasional kepada pemerintah melalui Kementerian Sosial dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
"Dan Insya Allah surat usulan dari kami akan diterima oleh direktorat di Kemensos. Dan ini juga disambut baik oleh KPAI," ujar Yanto.
Hari ini, organisasi non pemerintah yang digagas serta digerakkan oleh para Ketua Panti Asuhan Anak, praktisi, aktivis perlindungan anak yakni Formas LKSA-PSAA menggelar Munas di Kota Bandung.
Munas Fornas LKSA-PSAA yang berlangsung sejak tanggal 24 Juli hingga besok (27 Juli 2018) ini digelar bertepatan dengan momentum pergantian kepengurusan forum tersebut.
Yanto mengatakan munas Fornas LKSA-PSAA nengusung tema "Tanamkan Peduli, Tumbuhkan Kolaborasi" ini memiliki tujuan untuk memicu peningkatan standar dan kualitas pengasuhan anak melalui proses pertukaran informasi, diskusi program, peningkatan kapasitas lembaga hingga pemetaan kolaborasi antae stakeholder terkait pengasuh anak.
(A066)
Baca juga: Pemerintah distribusikan 1,9 juta KIP untuk santri-anak yatim
Baca juga: Sedekah hari Asyura hindarkan dari bencana
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018