Jakarta (ANTARA News) - Gelar Pangan Nusantara yang diselenggarakan oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, merupakan upaya pemerintah untuk mengajak masyarakat mengonsumsi produk pangan lokal yang beraneka ragam.Pada prinsipnya penganekaragaman pangan bukan hanya penganekaragaman sumber karbohidrat, tetapi bagaimana kita mendorong konsumsi pangan yang beragam dan bergizi seimbang termasuk untuk sumber protein maupun vitamin dan mineral
"Pada prinsipnya penganekaragaman pangan bukan hanya penganekaragaman sumber karbohidrat, tetapi bagaimana kita mendorong konsumsi pangan yang beragam dan bergizi seimbang termasuk untuk sumber protein maupun vitamin dan mineral," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro dalam pembukaan Gelar Pangan Nusantara (GPN) 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan penganekaragaman pangan yang diupayakan pemerintah bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap sumber pangan tertentu melalui pengembangan dan promosi pangan-pangan alternatif selain beras, yang mempunyai daya saing dan memiliki kandungan gizi yang baik.
Gelar Pangan Nusantara 2017 digelar pada 27-29 Juli 2018 dengan tajuk "Menjadikan Pangan Lokal Nusantara Berdaya Saing Global". Kegiatan ini menjadi media strategis dalam rangka mempromosikan pemanfaatan dan pengembangan pangan Nusantara.
Selain itu, juga diharapkan dapat menggali peluang dan membangun kerja sama seluruh pemangku kepentingan terkait pengembangan pangan Nusantara untuk dapat berdaya saing global.
Sebagai informasi, Indonesia menjadi negara terkaya kedua di dunia dalam keanekaragaman hayati, di antaranya Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 26 jenis kacang-kacangan, 228 jenis sayuran, serta 389 jenis buah-buahan.
Dengan keanekaragaman pangan tersebut, dapat memperbaiki kualitas konsumsi pangan yang ditunjukkan dengan peningkatan skor Pola Pangan Harapan dari 86,0 pada tahun 2016 menjadi 90,4 pada tahun 2017.
Sementara itu dari sisi produksi, penganekaragaman pangan dapat mendorong berbagai ragam produksi pangan dan menumbuhkan beragam usaha pengolahan pangan antara lain sagu, singkong, jagung, sorghum, dan talas menjadi produk intermediate seperti tepung sagu, beras mocaf, oyek singkong, maupun produk olahan jadi seperti nasi aruk, kapurung, sinonggi, papeda dan nasi jagung.
"Saya berharap acara GPN kali ini dapat membangkitkan kembali pangan nusantara sehingga mampu berdaya saing global serta peningkatan pengembangan jumlah kerja sama antara petani, dunia usaha, dan lembaga riset," kata Syukur.
Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan MoU pengembangan pangan lokal antara Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dengan Forum Komunikasi Kabupaten Penghasil Sagu Seluruh Indonesia (Fokus Kapassindo), Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), Asosiasi Petani Organik Bumi Pasundan (Asetna Bunda), Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPPMI) dan Ikatan Wanita Pengusaha indonesia (IWAPI).
Baca juga: Ketika diversifikasi pangan jadi kearifan lokal
Baca juga: Percepat diversifikasi pangan melalui potensi pangan lokal
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018