• Beranda
  • Berita
  • BNPB: tidak ada warga asing meninggal di Rinjani

BNPB: tidak ada warga asing meninggal di Rinjani

30 Juli 2018 15:36 WIB
BNPB: tidak ada warga asing meninggal di Rinjani
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kedua kiri) berdialog dengan anak-anak korban gempa di Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7/2018). Presiden Jokowi mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan untuk perbaikan Rp 50 juta per rumah korban gempa yang mengalami kerusakan. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memastikan tidak ada warga negara asing yang meninggal dunia di Gunung Rinjani akibat peristiwa gempa 6,4 Skala Richter yang mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa dan Bali.

"Tidak ada WNA meninggal dunia di Rinjani," kata Sutopo di Graha BNPB, Jakarta, Senin.

Menurut dia, tercatat ada satu korban meninggal dunia di Gunung Rinjani yakni WNI asal Makassar, Sulawesi Selatan. Korban bernama Muhammad Ainul Taksim (26) ini diketahui merupakan mahasiswa.

Ainul meninggal dunia diduga akibat tertimpa batu longsoran ketika berada di Rinjani.

Sutopo mengatakan,  jenazah Ainul saat ini masih berada di Gunung Rinjani dan masih dalam proses evakuasi.

"Masih proses evakuasi, jenazah masih di atas gunung," katanya.

Gubernur NTB Zainul Majdi telah menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana di wilayahnya selama lima hari sejak 29 Juli hingga 2 Agustus 2018.

Penetapan masa tanggap darurat akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Pada Minggu (29/7) pagi, terjadi gempa bumi berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa dan Bali.

BNPB mencatat korban tewas akibat bencana tersebut mencapai 16 orang dengan rincian empat orang meninggal di Lombok Utara, seorang meninggal di Gunung Rinjani dan 11 orang meninggal di Lombok Timur.

Adapun korban luka-luka di Lombok Utara dan Lombok Timur sebanyak 355 orang dan jumlah warga yang diungsikan sebanyak 5.141 orang.

Sutopo juga menambahkan bahwa jumlah bangunan yang rusak tercatat mencapai 1.454 unit rumah, tujuh unit fasilitas pendidikan, lima unit fasilitas kesehatan dan 22 fasilitas ibadah.

Baca juga: Bantuan perbaikan rumah korban gempa Lombok diberikan pekan ini

Baca juga: Pemkot Mataram salurkan bantuan kepada korban gempa

Baca juga: Korban tewas gempa Lombok asal Malaysia relawan MBM

 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018