Siaran pers kementerian, Rabu, mengutip penjelasan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang menyebutkan bahwa alokasi anggaran sebesar itu ditujukan untuk pembangunan 90 unit Rusus untuk korban banjir 2016 di Bima, 40 Rusus untuk nelayan di Poto Tano dan 50 Rusus di Pulau Kaung.
"Rumah khusus adalah program Kementerian PUPR yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan khusus, seperti nelayan, pemukiman kembali korban bencana/pengungsi, guru, tenaga medis, TNI/Polri dan petugas di daerah perbatasan dan pulau terpencil," kata Basuki.
Ia menjelaskan pula bahwa pemerintah tahun 2017 sudah membangun 204 unit Rusus untuk nelayan di Pulau Sumbawa dengan biaya Rp33,6 miliar. Rumah-rumah khusus di Desa Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur (52 unit); Desa Labuhan Jambu, Kabupaten Sumbawa (100 unit); dan Desa Hu'u, Kabupaten Dompu (52 unit) itu seluruhnya sudah dihuni.
Di Desa Hu'u, rumah-rumah khusus dengan tipe 36 dan luas tanah 120 meter persegi dibangun dengan pondasi batu kali, dinding bata merah yang diplester dan dicat, rangka atap baja ringan dan genteng metal, serta lantai keramik. Biaya pembangunan 52 unit rumah khusus di desa ini Rp7,45 miliar.
Kompleks rumah khusus juga dilengkapi dengan jaringan saluran air ke rumah, listrik, drainase dan jalan lingkungan dengan blok paving.
Suwaidin (21), seorang nelayan di Desa Hu'u, termasuk di antara penerima bantuan rumah khusus itu. Dia bersyukur akhirnya bisa pindah dari rumah bambunya.
"Untuk mendapat Rusus ini tidak dikenakan biaya apapun, hanya mengumpulkan KTP dan Kartu Keluarga saja. Jaraknya ke laut juga tidak jauh hanya lima menit berjalan kaki," kata Suwaidin, yang tinggal bersama istri dan seorang anaknya.
Indah (26), yang sebelumnya tinggal bersama mertua di rumah yang sudah rapuh, juga mendapat bantuan rumah khusus. Dia menempati Rusus sejak Januari 2018.
Selama 2016-2018, Kementerian PUPR sudah membangun 578 rumah khusus dengan total anggaran Rp74,4 miliar.
Baca juga: Menteri PUPR tinjau rumah khusus nelayan di Bengkulu
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018