• Beranda
  • Berita
  • 38 dokter puskesmas dilatih penanganan kegawatdaruratan

38 dokter puskesmas dilatih penanganan kegawatdaruratan

2 Agustus 2018 12:42 WIB
38 dokter puskesmas dilatih penanganan kegawatdaruratan
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meninjau ketersediaan obat saat kunjungan kerja di Puskesmas Garuda, Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/12/2017). Kunjungan kerja tersebut dilakukan dalam rangka peninjauan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan dokter layanan primer. (ANTARA /Raisan Al Farisi)
Tangerang (ANTARA News) - Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Tangerang, Jawa Barat menggelar pelatihan pelayanan keselamatan dasar dan kardiovaskular lanjut untuk penanganan kegawatdaruratan yang diikuti para dokter di puskesmas.

Sekretaris Daerah kota Tangerang, Dadi Budaeri di Tangerang Kamis, menjelaskan kegiatan berjudul Basic Life Support & Advance Cardiovascular Life Support bekerja sama dengan Summit Healthcare Indonesia itu diikuti 38 dokter di Puskesmas dan diselenggarakan sejak 1 hingga 3 Agustus 2018 di Kecamatan Pinang.

Para peserta pelatihan nantinya diharapkan dapat menularkan hal-hal yang dipelajari kepada rekan petugas kesehatan lain yang melayani masyarakat kota Tangerang.

"Mengingat penanganan kegawatdaruratan menjadi hal yang sangat penting untuk membantu masyarakat. Misalnya ada yang terkena serangan jantung kan pasti yang dicari orang kesehatan," tambahnya.

 Baca juga: Menkes penuhi kebutuhan dokter spesialis di Asmat

Dadi juga menyampaikan, dirinya berencana akan memberikan award peserta pelatihan dengan hasil terbaik untuk ditunjuk sebagai instruktur dalam melatih petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Tangerang.

"Karena kalau urusan kegawatdaruratan hitungannya bukan lagi jam tapi menit bahkan detik," ujarnya.

Selain itu, Sekda juga mengungkapkan perlu adanya sinkronisasi alat yang digunakan selama pelatihan dengan yang digunakan setiap hari untuk melayani masyarakat di Puskesmas tempatnya bekerja.

"Supaya tidak ada alasan alat yang dipergunakan tidak familiar atau berbeda dengan masa pelatihan," katanya.  

 Baca juga: Kebutuhan Tenaga Dokter Naik 14 Persen

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018