Dokter Ismail merupakan pemenang kategori perorangan dari dua pemenang penghasil inovasi teknologi bagi industri kesehatan serta industri pertahanan dan keamanan.
Pemberian penghargaan ini untuk mendorong dan memotivasi para pihak terkait pada inovasi dan penerapan teknologi agar dapat lebih meningkatkan karyanya dan menjadi contoh bagi setiap insan teknologi, kata Kepala BPPT Unggul Priyanto di Jakarta, Kamis.
"Kami pilih (pemenang) yang inovasinya unggul, produk baru, sudah terpakai, kompeten, diseleksi mana yang paling signifikan. Pak Ismail untuk kategori perorangan. Pindad untuk kategori perusahaan," ucapnya.
Sel punca sebagai bahan utama regenerasi sel bisa diperoleh dengan dua cara yakni autogenik (sel punca pasien) dan alogenik (sel punca pendonor yang berasal dari tali pusat bayi, jaringan lemak, sumsum tulang orang dewasa).
Sel punca ini diaplikasikan oleh Ismail untuk menyembuhkan kasus pengapuran sendi lutut dan kasus patah tulang.
"(Sel punca) sebagai alternatif solusi baru di bidang kedokteran. Sel punca punya kemampuan memperbaiki dirinya sendiri dan bisa berkembang menjadi sel yang dituju," kata dokter Ismail.
Sementara untuk kategori perusahaan, peraih BPPT Innovation Award adalah PT Pindad.
PT Pindad memenangkan anugerah inovasi ini karena inovasinya di bidang pertahanan dalam hal ini telah memproduksi senjata diantaranya senapan serbu 2, senapan penembak runduk (SPR) 1, SPR 2, SPR 3 dan SPR 4.
Keunggulan senjata SPR ini mampu menembus pelat baja setebal dua sentimeter dalam jarak hingga 1.500 meter.
Kemampuan Pindad berinovasi, membuat perusahaan tersebut mampu memenuhi kebutuhan persenjataan militer dalam negeri.
Baca juga: Ilmuwan buat sel sperma fungsional dari sel punca
Baca juga: Pemerintah ingin percepat pengembangan sel punca
Baca juga: Terapi Sel Punca, harapan pengobatan baru di Indonesia
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018