Jakarta, (Antaranews) - Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Indonesia DKI Jakarta tak hanya mendapatkan pelatihan baris-berbaris saja, namun juga nilai-nilai kebangsaan yang kuat.Di kehidupan sehari-hari, tentu kami tidak selalu memegang bendera, tetapi membawa keinginan untuk menjaga dan membangun Indonesia itu ke dalam profesi di bidang masing-masing,
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Purna Paskibraka Indonesia provinsi DKI Jakarta Armijn Navaro, pada acara temu pers menuju Konferensi Pemuda Diaspora Indonesia atau 'Conference of Indonesian Diaspora Youth 2018'.
"Dalam Paskibraka, dasar kita adalah tanah air dan merah putih. Bagaimana kami mencintai tanah air dan menumbuhkan rasa kebangsaan itu adalah hal yang sangat mendasar bagi kami," katanya.
Menurut Armijn, anggota dan alumni Paskibraka Indonesia, yang juga merupakan generasi muda Indonesia, sudah seharusnya menjadi pembawa nilai-nilai kebangsaan dalam menjalankan tugas, namun, diluar peran mereka sebagai pasukan pengibar bendera, nilai-nilai tersebut juga harus tetap dijaga.
"Di kehidupan sehari-hari, tentu kami tidak selalu memegang bendera, tetapi membawa keinginan untuk menjaga dan membangun Indonesia itu ke dalam profesi di bidang masing-masing," jelasnya.
Hal itu, lanjutnya, berdasarkan basis kepemudaan yang tertanam dalam organisasi Paskibraka, sehingga setiap anggota harus dapat menjadi penggagas dalam generasinya.
Oleh karena itu, organisasi Purna Paskibraka turut serta dalam penyelenggaraan Conference of Indonesian Diaspora Youth 2018 yang mengajak anak muda tanah air untuk turut memikirkan visi bangsa dalam jangka panjang dan mendorong generasi masa depan untuk fokus pada tahun 2045, dimana Indonesia akan berusia 100 tahun.
Acara itu akan digelar pada 13-15 Agustus di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, dan melibatkan pemuda berusia 17-35 tahun dari 34 provinsi, yang juga merupakan utusan dari berbagai organisasi kepemudaan dan LSM, mahasiswa berprestasi, dosen muda, perwakilan lembaga nasional dan daerah, profesional muda, perorangan berprestasi, serta komunitas diaspora Indonesia di luar negeri.
Selama tiga hari, pembahasan diskusi akan dibagi menjadi lima sektor topik utama, termasuk seni budaya dan pendidikan, demokrasi dan pemerintahan, ilmu teknologi dan inovasi masa depan, ekonomi bisnis dan kewirausahaan, serta keamanan dan pertahanan.
Baca juga: Jaringan diaspora ajak pemuda pikirkan 100 tahun Indonesia
Baca juga: DPD dukung penyelenggaraan konferensi pemuda diaspora Indonesia
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018