Lombok Barat (ANTARA News) - Sejumlah warga di kecamatan Gerung, kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih berjaga-jaga tanpa tidur karena gempa susulan masih sering terjadi pascagempa 7.0 Skala Richter (SR) yang mengguncang daerah itu pada Minggu (5/8).Kita masih khawatir ada gempa susulan yang lebih besar dari gempa sebelumnya, makanya kita begadang malam ini,
"Kita masih khawatir ada gempa susulan yang lebih besar dari gempa sebelumnya, makanya kita begadang malam ini," ujar Farhan warga Gerung, Lombok Barat, Senin dini hari.
Ia mengatakan, saat ini bersama keluarganya hanya bisa berada di luar rumah sembari berdoa agar tidak terjadi gempa susulan. Terlebih, saat ini sudah larut malam.
"Kalau pun ada yang tidur, tidak di dalam rumah," ujarnya.
Dari pantauan Antara pada pukul 2.53 WITA, sejumlah warga, baik orang dewasa, anak-anak hingga balita lebih memilih tidur di teras-teras rumah dan halaman rumah, termasuk di areal masjid.
Mereka tidur beralaskan tikar atau terpal dan selimut agar tidak kedinginan. Sementara, yang belum tidur hanya berjaga-jaga sambil minum kopi atau teh untuk menghangatkan badan.
Sebelumnya, sesaat setelah gempa 7.0 SR mengguncang pulau Lombok, warga di kota Mataram dan kabupaten Lombok Barat memadati masjid-masjid untuk mengungsi.
Terpantau di sejumlah masjid, seperti di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Kota Mataram, Masjid Jempong di kota Mataram, Masjid Desa Labuapi, Masjid Jereneng dan Masjid Darud Dakwah Desa Mesanggok di Kabupaten Lombok Barat dipenuhi ratusan warga yang mengungsi.
Dari penuturan warga, mereka takut kembali ke rumah, karena khawatir terjadi gempa susulan pascagempa bumi berkekuatan 7 SR yang mengguncang Pulau Lombok, NTB.
"Kita masih takut kalau kembali ke rumah," ujar Ibu Sumarni.
Menurut Sumarni, ia baru akan kembali ke rumah jika benar-benar situasi sudah dalam keadaan aman.
"Untuk sementara kita tidur di masjid dulu. Nanti kalau sudah aman, baru kita kembali ke rumah," katanya.
Baca juga: Dua bayi lahir di RSUP saat gempa
Baca juga: Warga Lombok Barat mengungsi di perbukitan
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018