Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu, mengejar target produksi sumur minyak Jatibarang Field sebesar 5.893 barel minyak per hari (BOPD) dari rata-rata harian saat ini 5.184 BOPD.Pada semester II 2018, tiga sumur akan dilakukan reaktivasi menggunakan artificial lift ESP dan dua sumur lainnya akan diproduksikan dengan metode in situ gas lift dari satu sumur gas di struktur XMA
"Berbagai upaya optimalisasi diharapkan bisa menambah produksi Jatibarang Field, dengan prognosa pencapaian rata-rata tertinggi minyak pada Desember 2018 yang menembus angka 5.893 BOPD dan gas sebesar 42,05 juta kaki kubik per hari," kata Hermansyah Y Nasroen, Public Relation Manager Pertamina EP, di Jakarta, Senin.
Menurut Hermansyah, untuk meningkatkan produksi migas di Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field, pada semester II 2018 dilakukan pemboran dua sumur di struktur Cemara (CMS-XXI).
Kegiatan tajak sumur telah dilakukan pada Juli 2018 dengan target tambahan produksi 150 BOPD. Tajak sumur juga dilakukan pada sumur sumur Akasia Bagus (ABG)-A2. Rencana tajak di Oktober 2018 dengan estimasi tambahan produksi 137 BOPD.
Upaya lainnya melalui program stimulasi dan fracturing. Selain itu, reaktivasi, reparasi sumur khususnya di struktur X ray dan melanjutkan keberhasilan dua sumur di anjungan XMA.
"Pada semester II 2018, tiga sumur akan dilakukan reaktivasi menggunakan artificial lift ESP dan dua sumur lainnya akan diproduksikan dengan metode in situ gas lift dari satu sumur gas di struktur XMA," ujar Hermansyah.
Jatibarang Field merupakan lapangan yang telah ada sejak 1972. Saat ini Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field mengelola 50 struktur di daratan (onshore) dan satu struktur di lepas pantai (offshore) dengan total sumur penghasil minyak dan gas sebanyak 170 sumur.
Pertamina EP juga menjalankan program stimulasi di Jatibarang Field dalam menahan laju penurunan. Program stimulasi dilakukan pada sumur-sumur yang mengalami permasalahan endapan dan kenaikan kadar air seperti pada struktur Akasia Besar dan Jatibarang. Untuk sumur ABG-03 mendapatkan tambahan produksi sekitar 700 BOPD.
Pada 2018, strategi dan upaya optimalisasi produksi Pertamina EP meliputi program sumur yang ada saat ini (eksisting) berupa stimulasi, reaktivasi, konversi lifting, reparasi dan work over. Selain itu, program pemboran satu sumur dan direncanakan dua sumur berikutnya di semester kedua 2018, yakni di struktur Cemara dan Akasia Bagus.
Program optimalisasi produksi berhasil direalisasikan pada semester I 2018 di di anjungan lepas pantai XMA. Dua sumur di anjungan tersebut, XMA-8 dan XMA-9, berhasil dilakukan reaktivasi. Hingga akhir Juni 2018, kumulatif produksi dari dua sumur tersebut mencapai 20.709 BBLS.
Beberapa upaya untuk mengoptimalkan potensi produksi eksisting dilakukan dengan konversi Artificial lift. Keberhasilan konversi lifting dari Gas lift ke ESP di antaranya sumur CMT-15 dan JTB-172. Selain itu, konversi lifting juga dilakukan dari gas lift ke HPU pada JTB-161 yang memberikan hasil signifikan.
Program reparasi dan work over, baik minyak maupun gas juga memberikan hasil yang positif, diantaranya sumur gas di Struktur Randegan dan Tugu Barat (RDG-48, RDG-50, TGB-19), menghasilkan tambahan rata-rata satu juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
Baca juga: Kenaikan harga minyak dongkrak laba Pertamina EP
Baca juga: Pertamina EP jadikan tiga lapangan andalan produksi
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018