1.100 KK di Lebak kesulitan air bersih

7 Agustus 2018 17:57 WIB
1.100 KK di Lebak kesulitan air bersih
Ilustrasi - Warga antre untuk mendapatkan air bersih di Desa Demangharjo, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (28/7/2018). Pada musim kemarau ini, sembilan desa di daerah tersebut mengalami krisis air bersih sejak dua pekan terakhir terutama untuk kebutuhan mandi, masak dan mencuci. (ANTARA /Oky Lukmansyah)

Kesulitan pasokan air bersih itu akibat kemarau yang terjadi sepanjang Juli hingga saat ini,

Lebak (ANTARA News) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan sebanyak 1.100 kepala keluarga (KK) di daerah itu mengalami kesulitan pasokan air bersih.

"Kesulitan pasokan air bersih itu akibat kemarau yang terjadi sepanjang Juli hingga saat ini," kata Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Selasa.

Masyarakat yang terdampak kesulitan pasokan air bersih itu tersebar di 16 kecamatan, antara lain Kecamatan Maja, Curugbitung, Kalanganyar, Cipanas, Bayah dan Cibadak.

Begitu juga Kecamatan Cimarga, Leuwidamar, Cirinten, Banjarsari, Warunggunung, Bojongmanik, Malingping, Wanasalam, Cihara dan Cilograng.

BPBD belum menetapkan tanggap darurat kekeringan karena laporan kesulitan pasokan air bersih baru diterima dii sejumlah desa di Kecamatan Sajira dan Cirinten.

Namun, BPBD sudah menangani pasokan air bersih untuk masyarakat Kecamatan Sajira.

Baca juga: Warga pesisir Bekasi beli air dari Cilincing
Baca juga: Sejumlah desa di Bojonegoro kesulitan air bersih

"Kami menyalurkan pasokan air bersih di Kecamatan Sajira untuk 1.100 KK," katanya menjelaskan.

Menurut Kaprawi, BPBD mempersiapkan penanganan kekeringan itu dengan menyiapkan beberapa unit kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter per truk.

Pihaknya siap menyalurkan pasokan air bersih ke lokasi-lokasi perkampungan warga yang dilanda krisis air bersih akibat kekeringan.

Masyarakat yang akan mengajukan bantuan pasokan air bersih terlebih dahulu melaporkan kepada aparat kecamatan. Sebab, penyaluran air bersih juga menggunakan dana APBD setempat sehingga perlu pertanggungjawabannya.

Selama ini, penanganan pasokan air bersih merupakan upaya jangka pendek agar masyarakat tidak mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

BPBD ke depan akan memberikan rekomendasi warga yang tinggal di daerah-daerah kekeringan agar terpasang pipa jaringan air PDAM maupun sarana air bersih.

"Kami berharap untuk jangka panjang seluruh lokasi rawan air bersih dapat terlayani jaringan air bersih PDAM juga sarana air bersih dengan menyedot air bawah tanah melalui pompanisasi, sehingga tidak ada lagi warga Lebak yang mengalami krisis air bersih," katanya.

Pewarta: Mansyur
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018