"Saya punya pengalaman dengan Ania (anak pertama) waktu bayi ruam asi di wajah. Anak kedua, baby Yoda, kemerahan, kering, gatal, mengelupas. Begitu diperiksa dia atopik," ujar dia dalam konferensi pers Mustela di Jakarta, Rabu.
Setiap anak punya jenis kulit berbeda, mulai dari normal hingga atopik dan penting bagi orangtua mengenalinya.Kulit normal biasanya lembut, lembap dan bersih. Kulit kering umumnya kasar, bersisik dan kadang terkelupas.
Sementara jenis kulit atopik atau eczema, biasanya ditandai dengan rasa gatal pada kulit, sangat kering dan terkadang ada bercak merah.
"Mengenali jenis kulit anak adalah langkah pertama untuk melindungi kulitnya," kata Reisa.
Untuk memastikan jenis kulit anak, dia menyarankan Anda untuk berkonsultasi juga dengan dokter untuk menentukan perawatan yang sesuai. Bila terdiagnosa atopik seperti yang anak Reisa alami, perawatan bisa salah satunya menggunakan krim khusus untuk jenis kulit itu.
American Academy of Dermatology mengungkapkan bahwa 1 dari 5 anak berisiko terkena dermatitis atopik. Kendati memang penyebabnya belum jelas, namun faktor keturunan, sistem imun yang rendah dan kelembapan yang rendah bisa menjadi faktor penyebab.
"Atopik tidak muncul terus. Naik turun. Bila daya tahan tubuh turun akan muncul ruamnya. Makanya pakai krim khusus untuk atopik," kata Reisa.
Bayi yang mengalami masalah ini berisiko lebih tinggi terkena asma dan gangguan kardiovaskular saat dewasa. Bahkab, 50-70 persen bayi dengan dermatitis atopik berisiki terkena asma selama masa pertumbuhannya.
Anda bisa mengidentifikasi pemicu dan menghindarinya serta menerapkan perawatan kulit yang tepat.
"Pilih yang hypoallergenic, keamanan sudah teruji," kata Reisa.
Baca juga: Kimchi bisa turunkan risiko kena penyakit kulit
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018