Dalam siaran pers Baznas di Jakarta, Rabu, rumah sakit ini dibangun di Desa Sanggar Sari, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB.
Anggota Baznas Emmy Hamidiyah mengatakan Baznas mengambil peran penting sebagai lembaga pemerintah nonstruktural untuk pelayanan kebencanaan dalam bentuk Rumah Sakit Lapangan.
Untuk membangun Rumah Sakit Lapangan tersebut, pihaknya mengerahkan enam dokter dan tujuh orang perawat serta belasan tenaga penyelamat untuk membantu masyarakat mendapatkan perawatan medis.
Menurut Emmy, rumah sakit ini akan dibangun menggunakan tenda dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Desa Sanggar Sari, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
Lokasi ini dipilih karena berada di area perbukitan yang jauh dari Posko Induk di mana hampir seluruh rumah mengalami kerusakan.
"Pos kami berdiri di daerah tersebut agar mudah menjangkau dan terjangkau bagi masyarakat terdampak," kata Emmy.
Ia mengatakan, saat ini tim di lapangan sedang berkoordinasi dan mempersiapkan area untuk pemasangan tenda.
"Kami mendapat izin untuk menggunakan tenda BNPB, dan saat ini sedang dipersiapkan," katanya.
Selain Rumah Sakit Lapangan, Baznas juga akan mendirikan tenda pengungsi lengkap dengan dapur umum.
Ditambahkannya, bahwa tim Baznas terus merespon kebutuhan para pengungsi.
Ia mengatakan, berdasarkan pengalaman dalam menangani krisis akibat bencana, kekurangan fasilitas kesehatan yang terjadi sering menganggu pelayanan kesehatan.
Selain itu, dalam situasi darurat bencana, timbul korban massal yang memerlukan penguatan fasilitas kesehatan yang ada untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi korban bencana.
"Kami berharap pembentukan Rumah Sakit Lapangan Baznas merupakan bentuk nyata dalam penanggulangan kebencanaan," katanya.
Baznas juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi melalui donasi untuk membantu masyarakat Lombok kembali hidup layak dan pulih dari trauma, pungkasnya.
Baca juga: Pengungsi di perbukitan Lombok Utara belum tersentuh bantuan
Baca juga: Korban gempa Lombok butuh tempat berteduh
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018